Judul : Ahok Kalah Oknum PNS Ini Mulai Bertingkah
link : Ahok Kalah Oknum PNS Ini Mulai Bertingkah
Ahok Kalah Oknum PNS Ini Mulai Bertingkah

AGEN JUDI ONLINE LIGA99 - Bukan rahasia lagi kalau PNS di era Ahok kinerjanya semakin baik, pelayanan kepada masyarakat semakin baik. Semua karena berbasiskan kinerja, mereka yang berkinerja bagus akan mendapatkan reward sementara mereka yang kinerjanya buruk akan mendapat punishment. Saat Ahok cuti kampanye saja oknum-oknum PNS mulai terlambat datang ke kantor, apalagi setelah tahu Ahok kalah dan akan diganti oleh Gubernur retorika dan Wagub super kaya
Video seorang PNS marah-marah tersebar di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Roy pada Selasa (18/4/2017). Dalam video tersebut terlihat seorang pria yang mengenakan seragam PNS berbicara dengan nada tinggi kepada pria yang merekam kejadian ini.
Dalam keterangannya Roy menuliskan, “Ini Perlakuan Pelayan Masyarakat? Berlaku layaknya seperti jagoan?”
“Kronologis: Jam 3 sore saya datang ke kelurahan Kelapa 2 Wetan, untuk bertanya mengenai pembuatan Surat Hak Ahli Waris.”
“Awal bertanya kebagian pelayanan, tapi kami disuruh ke bagian Hak Ahli Waris.”
“Sesampai di kantor bagiannya, Bapak
Libertus selaku kepala bagian di sana (mungkin) dia bertanya dengan nada
‘Mau Ngapain Kamu?'”
“Saya jawab, mau tanya untuk
pengurusan surat Ahli Waris pak. Lalu dia menjawab lagi, saya mau ketemu
sama Abri nih sudah ditunggu, mana nih Ibu Welly.”
“Kemudian masuk Ibu Welly, saya
berkonsultasi dengan ibu Welly, dia menjelaskan syarat-syarat yang
dibutuhkan Surat Kematian (yang sudah meninggal), KTP dan KK dari Ahli
Warisnya dan Surat Nikah (Ibu dan Bapak).”
“Karena gak ada surat nikah, jadi saya bertanya lagi mereka tidak ada surat nikah bagaimana, Bu?”
“Ibu Welly: Oh tunggu ya, Pak, saya tanya dulu sama Pak Libertus.”
“Setelah ditanya Bapak Libertus itu menjelaskan dengan bertanya mau bikin apa?”
“Saya: Mau tanya kalau mau urus surat
ahli waris apa saja pak yang dibutuhkan? Karena saya tidak tahu apa-apa
Pak dan saya mau tahu apa saja yang dibutuhkan.”
“Akan tetapi beliau menjelaskan malah
menjadi emosi dan menjadi marah seperti dalam video ini, dan membawa
daerah asalnya dengan berkata ‘Saya Tidak Takut saya asli Flores'”
“Mau Lapor #Ahok? Saya tidak Takut. Saksi Hidup ada Mami saya disana yang ikut juga.”
“Begini wajah Kelurahan Kelapa Dua Wetan. Bukan pelayanan tapi makian yang didapat.”
Berdasarkan tautan yang tertulis bersama unggahan tersebut kejadian ini terjadi di Jakarta.
PNS macam orang ini jika jaman Ahok sudah
tentu akan dipecat. Kita liat apakah Anies yang berhasil memecat Ahok
berani memecat oknum-oknum PNS seperti ini? Tentu kita masih ingat
retorika Anies saat debat bahwa ia pasti berani memecat staff karena
memecat Ahok saja ia berani. Nampaknya sekarang Ahok enggan mengurusinya
karena belum ada tanggapan dari Ahok, mungkin dia sibuk menyempurnakan
sistem e-budgeting.
Meski terkenal galak tapi Ahok sangat
mengapresiasi kerja PNS yang ingin benar-benar bekerja. Mereka yang
bekerja dengan baik dan jujur akan mendapatkan banyak reward, seperti
yang diungkapkan saat debat lalu.
Saat debat kedua para calon gubernur dan
calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diadakan Komisi Pemilihan Umum DKI
pada Jumat (27/1/2017), calon gubernur (cagub) nomor pemilihan dua
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai para PNS di lingkungan Pemprov
DKI saat ini merasa bahagia dan makmur di bawah kepemimpinannya.
Ahok mengatakan, para PNS yang jujur dan berkinerja baik kini dapat cepat naik jabatan dan mendapatkan gaji yang besar.
“Saya temukan banyak PNS naik eselon dua
begitu bersyukur, ‘Saya bangga sebagai PNS yang tidak pernah sebelumnya
jadi kebanggan buat kami’,” ujar Ahok menirukan kata-kata PNS itu.
Gaji yang besar yang diterapkan di
lingkungan Pemprov DKI tercatat mulai diterapkan sejak awal 2015, atau
dua bulan sejak Ahok menjabat sebagai gubernur. Gaji besar yang diterima
PNS DKI setiap bulannya saat ini merupakan gabungan dari gaji pokok,
tunjangan jabatan, tunjangan kinerja daerah (TKD), dan tunjangan
transportasi bagi para pejabat struktural.
Besaran TKD yang diterima akan disesuaikan dengan jumlah kehadiran (TKD statis) dan hasil kerja (TKD dinamis).
Berdasarkan informasi disampaikan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI saat awal penerapan gaji besar tersebut, besaran take home pay (gaji yang diterima) pejabat struktural eselon IV saat ini bisa mencapai yakni Rp 33.730.000. Jumlah tersebut merupakan take home pay apabila PNS itu tak pernah absen dan dapat menunjukan kinerja yang baik.
Total take home pay sebesar Rp
33.730.000 terdiri dari gaji pokok Rp 2.082.000, tunjangan jabatan Rp
1.480.000, TKD statis Rp 13.085.000, TKD dinamis Rp 13.085.000, dan
tunjangan transportasi Rp 4.000.000.
Untuk pejabat struktural tingkat eselon III, take home pay
sebesar Rp 44.284.000. Rinciannya adalah gaji pokok Rp 3.064.000,
tunjangan jabatan Rp 1.260.000, TKD statis Rp 19.008.000, TKD dinamis Rp
19.008.000, dan tunjangan transportasi Rp 6.500.000.
Ada pun take home pay pejabat
eselon II Rp 75.642.000 dengan rincian gaji pokok Rp 3.542.000,
tunjangan jabatan Rp 3.250.000, TKD statis Rp 29.925.000, TKD dinamis Rp
29.925.000 dan tunjangan transportasi sebesar Rp 9.000.000.
Sedangkan pejabat eselon I setingkat
sekretaris daerah dan deputi gubernur berdasarkan Permenpan nomor 34
tahun 2011 tentang Grading Jabatan dapat memperoleh gaji take home pay hingga Rp 96 juta tiap bulannya.
Untuk PNS yang berstatus staf dan belum memiliki jabatan, besaran take home pay
adalah Rp 9.592.000 untuk yang bertugas di bagian pelayanan, Rp
13.606.000 untuk bagian operasional, Rp 17.797.000 untuk bagian
adminitrasi, dan 22.625.000 untuk bagian teknis.
Demikianlah Artikel Ahok Kalah Oknum PNS Ini Mulai Bertingkah
Sekianlah artikel Ahok Kalah Oknum PNS Ini Mulai Bertingkah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Ahok Kalah Oknum PNS Ini Mulai Bertingkah dengan alamat link https://temanyuni441.blogspot.com/2017/04/agen-judi-online-liga99-bukan-rahasia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar