Judul : Indahnya Bercinta Sama Kakak Sahabat ku
link : Indahnya Bercinta Sama Kakak Sahabat ku
Indahnya Bercinta Sama Kakak Sahabat ku
BERITA LIGA 99 - “dra..kapan ngerjain tugas nih? besok dikumpulin cuy!!!” tanyaku pada sahabatku.
“sekarang aja deh, kita ngerjain dirumah gw”
aku dan hendra memang satu kelompok untuk menyalesaikan tugas
analisa perancangan sistem. tugas yang belakangan ini membuat otakku
sedikit kacau. aku dan hendra berteman sejak semester awal. entah hal
apa yang membuat kami bisa berteman sampai saat ini. tapi yang jelas
hendra teman terbaikku dikelas. saking akrabnya kami untuk menginap
dirumahnya pun sudah hal biasa bagiku. smua anggota keluarganya pun
mengenalku.
” ya…. ? jhoni darmawan (nama samaran) itulah aku.
mobil hendra melesat membelah jalan
ibu kota. matahari sore memancarkan sinar kekuningan. membuat
pemandangan gedung bertingkat menjadi lebih indah. waktu di jam tanganku
menunjukkan jam 4 sore. lalu lintas saat ini belum terlalu padat.
hendra pun makin menginjak dalam pedal gas mobilnya, membuat perjalanan
kami menuju rumah hendra lebih singkat. rumah 2 lantai dengan pekarangan
yang luas berdiri kokoh.
“masuk jhon, bokap nyokap gw lg gak ada” ajak hendra.
“mang bokap nyokap lo kemana?”
“lagi ada acara di surabaya”
“oh” jawabku singkat.
kami pun masuk ke dalam rumah mewah
milik keluarga hendra. sangat beruntung bocah ini. di beri harta yang
cukup berlimpah. menaiki tangga menuju kamar hendra di lantai dua. kamar
cukup besar dengan fasilitas dan elektronik yang cukup lengkap. tv
flat, ac, dvd, dan lai-lain.
“tuh jon laptopnya. tinggal pake aja. gue mandi dulu ya”
“gue bingung mulai dari mana nih ndra?”
“catetannya ada di file gue. lo copy paste aja. nanti tinggal tambahin”
“oke deh”
aku mulai mengutak atik tugas yang
membebaniku saat ini. dengan sedikit usaha dan pikiran akhirnya selesai
sebagian. hendra keluar dari kamar mandi. rambutnya masih basah. handuk
masih membelit di pinggangnya. aku masih duduk di depan laptop dengan
pikiran yang mulai jenuh dengan tugas.
“kenapa lo jhon?” tanya hendra.
“mumet nih gue. lo lanjutin nih. ntar tinggal di gabungin”
“hahahahahahahaha. gue kira lo kenapa? yaudah istirahat dulu sana!”
bi yum datang membawa nampan berisi se-pitcher besar sirup dan sepiring wafer coklat ke kamar hendra.
“saya kira siapa? nggak taunya mas jhoni. monggo di minum mas”
“makasih bi yum”
bi yum, pembantu rumah tangga
keluarga hendra sejak dulu. sangat setia melayani keluarga hendra. bi
yum kenal akrab denganku karena aku memang sering menginap dirumah
hendra. tak asing lagi wajahku di kediaman keluarga hendra.
“sana lo istirahat! sini biar gue yang lanjutin” sergah hendra.
“eh, kakak lo mana ndra?” tanyaku seraya merebahkan badan di atas renjang empuk.
“siapa? gia?”
“ya kakak lo emang siapa lagi selain si gia”
“hehehehehehehe. nggak tau gue. paling dirumah temennya”
gia (nama samaran), kakak perempuan
hendra. gadis dengan tinggi semampai dan rambut terurai agak pirang.
yang selalu bercanda dan berbincang denganku. gadis supel dan baik. anak
tertua di keluarga ini sedang menyelesaikan studinya di sebuah
universitas ternama di ibukota. namun dari tadi tak kulihat wajah oval
miliknya.
hari makin senja. matahari makin
tenggelam di ufuk barat. awan makin gelap dan lampu telah dinyalakan.
hendra masih setia duduk di depan laptop, menggerakkan jarinya
memijit-mijit huruf demi huruf di keyboard. kata demi kata bermunculan
di layar monitor. dan hampir selesai tugas kelompok kami. jari hendra
terhenti karena dering telepon genggam miliknya.
“iya sayang…” kata-kata hendra
menutup pembicaraannya di telepon. pasti itu liza (nama samaran), cewek
asal jogja yang ia pacari sejak setahun yang lalu. wajahnya ayu khas
orang jawa, dengan alis tebal dan bulu mata lentiknya. pipinya agak
tembem. giginya berhiaskan kawat dengan karet warna-warni sebagai
hiasan.
“jhon, gue cabut bentar ya. si Liza minta di jemput”
“yaaahh, sendirian dong gue disini?”
“yaelah lu.. kayak baru pertama kali aja kesini. biasanya juga semaunya aja disini”
“kan nggak enak kalo nggak ada lo”
“udah, gue cabut dulu. kalo mau butuh apa-apa minta ama bi yum aja. cabut ya!”
“iye iye”
tugas kami hampir selesai. aku melanjutkan mengerjakan tugas. tak
apalah, nanti biar hendra yang menjilidnya. kurang dari seperempat jam
tugas pun telah kuselesaikan. lelah bercampur lapar yang kini kurasakan.
ada baiknya minta bi yum membuatkan mie goreng untukku. aku keluar
kamar, menuruni tangga menuju dapur. angka digital di arlojiku
menunjukkan pukul delapan. namun rumah ini sangat sepi. tak ada suara.
kulihat kamar bi yum, lampunya telah padam. pertanda beliau telah tidur.
terpaksa kubuat mie goreng sendiri. tak berapa lama, terdengar suara
gerbang depan terbuka dan gerungan suara mobil memasuki pelataran.
mungkin hendra dan liza datang. jika meraka datang, lebih baik tidak
usah membuat mie, pikirku. karna pasti nanti liza akan mengajak kami
makan biasanya.
setelah kuintip melalui jendela ruang
tengah. ternyata bukan hendra, melainkan gia. gia keluar mobil dengan
terburu-buru. membuka pintu rumah dengan gegas. langkahnya sempat
terhenti ketika melihatku di depan meja makan. kemudian ia naik ke
lantai atas, dan masuk kedalam kamarnya. belum sempat aku
menyapanya, ia
sudah mengurung diri dalam kamarnya dan rumah ini kembali sepi.
kulanjutkan membuat mie untuk makan malamku.
sedang asik menikmati mie goreng sambil menonton film, tiba-tiba pintu kamar hendra diketuk. aku bergegas membuka pintu. gia berdiri di depan pintu dengan mata yang basah. aku hanya terdiam.
sedang asik menikmati mie goreng sambil menonton film, tiba-tiba pintu kamar hendra diketuk. aku bergegas membuka pintu. gia berdiri di depan pintu dengan mata yang basah. aku hanya terdiam.
dengan sigap kuambil rokok yang tergeletak didepan tv. aku tidak berani bertanya, ada apa sebenarnya. menurutku itu bukan permasalahanku. jika kubertanya, yang kutakutkan gia malah marah kepadaku.
“makasih jhon” ia pun berlalu.
“emm..gi” mulutku tiba-tiba berbicara dengan otomatis. ah, bodohnya aku!!
“kenapa jhon?”
“a..a..ada yang bisa gue bantu?” tanyaku gagap.
gia hanya membalas dengan senyuman.
kemudian beranjak pergi meninggalkanku. tak kuhabiskan mie goreng sisa
tadi. tangisan gia dan mata yang basah mengganggu pikiranku. aku keluar
mencari udara segar. duduk didepan kolam renang sambil menikmati
secangkir kopi.
“jhoni..jhon..” panggilan gia membuyarkan pandangan kosongku.
“kenapa gi?”
“boleh gue duduk bareng lo disitu?”
“ya bolehlah. ini kan rumah lo”
kemudian gia menghampiriku. duduk di bangku sebelahku. aku kembali diam.
“gue abis diputusin jhon” kata gia membuka obrolan.
“sama si Yudit (nama samaran)?” tanyaku.
“iya, padahal gue udah pacaran empat tahun. tiba-tiba aja dia mutusin gue dan ngasih undangan pernikahan”
“aduh, yang sabar ya gi”
“iya, gue harus belajar terima keputusan kalo ini yang terbaik”
“lo kan masih punya keluarga yang sayang
banget sama lo,,lo punya temen-temen yang baik-baik juga ,,lo punya
semua orang yang sayang sama lo. jadi, lo harus kuat gi”
gia hanya tersenyum.
“makasih jhon. kata-kata lo dalem. gue emang harus kuat”
“iyalah. ada gue kok gi. ya, walaupun gue nggak berarti apa-apa. hehehehehehe”
“hahahahahahaha” gia tertawa lebar.
“saat ini lo berarti banget buat gue jhon. lo udah tenangin hati gue. makasih ya jhon”
“iya sama-sama. buat kakak sahabat gue apa sih yang enggak”
“jhon!”
“ya, kenapa gi?”
“gue boleh peluk lo nggak?”
aku kikuk. aku diam. mematung.
“emmm..bo..boleh kok. boleh. kalo itu bikin hati lo tenang”
gia memelukku erat. hangat. wangi
tubuhnya sangat khas. rambutnya lurus terurai. ku elus-elus rambutnya.
cukup lama kami berpelukan.
“jhon, lo mau kan temenin gue malem ini?” tanya gia. pertanyaan yang aneh menurutku.
“i..iya. gue temenin lo malem ini”
wajah gia mendekat kearah wajahku. matanya terpejam. aku makin kikuk. gia mencium bibirku. aku hanya diam. tak membalas. dilumatnya bibirku. lidahnya bermain. aku tetap diam. gia makin buas menciumi bibirku. akhirnya kubalas cium. melumat bibirnya. memainkan lidahku. basah. bibirku dan bibirnya basah. pelukan gia makin erat. makin hangat, hingga akhirnya panas. tak hanya bibirnya yang bermain. tangan gia perlahan-lahan menjamah tubuhku. memilin-milin puting kecilku. aku terangsang. tubuhku bergetar. dan kami masih saling melumat bibir.
wajah gia mendekat kearah wajahku. matanya terpejam. aku makin kikuk. gia mencium bibirku. aku hanya diam. tak membalas. dilumatnya bibirku. lidahnya bermain. aku tetap diam. gia makin buas menciumi bibirku. akhirnya kubalas cium. melumat bibirnya. memainkan lidahku. basah. bibirku dan bibirnya basah. pelukan gia makin erat. makin hangat, hingga akhirnya panas. tak hanya bibirnya yang bermain. tangan gia perlahan-lahan menjamah tubuhku. memilin-milin puting kecilku. aku terangsang. tubuhku bergetar. dan kami masih saling melumat bibir.
kali ini tangan gia makin nakal.
resleting jeans-ku dibukanya. merogoh isinya. mengusap-usap pelan
penisku. seketika penisku tegang tingkat tinggi. tangannya aktif membuka
ikat pinggang dan kancing jeans-ku. di buka jeans dan cd-ku. penisku
menjulur keras. menegang dan besar. gia hanya tersenyum melihat ukuran
penisku. ia mengambil posisi jongkok. kemudian melumat penisku. lidahnya
lincah bermain. maju mundur kepalanya memainkan penisku. aku
keranjingan. namun, was-was juga menghantuiku. jika ternyata hendra
pulang. apa yang harus kulakukan?
“gi, kalo hendra pulang gimana?”
ia menghentikan lumatannya.
“kita ke kamar tamu aja yuk!”
“aaaaahhh..jhoniiii” terus kujilati klitorisnya. sesekali menyedotnya dalam-dalam. memainkan lidahku dengan nakal. gia makin terangsang. kini kumainkan payudaranya. kuhisap putingnya yang mungil menggoda. sesekali kuperas dan kuremas kuat payudaranya. ia keranjingan. desahan demi desahan terlontar dari mulutnya. aku masih asik memainkan payudaranya. bentuknya yang mungil membuatku makin terangsang. kini kami sudah bugil sepenuhnya. tak selembar kain pun menutupi tubuh kami. dua jariku asik mencolok-colok vaginanya. sementara mulutku masih terus menghisap puting gia. tubuhnya bergetar. kukunya mencakar punggungku. gia sangat terangsang. “aaaahhh..jhoniii…jhoniii” “aaaaahhh..” “masukin jhon..pelan-pelan yaaa” pintanya. perlahan penisku memasuki lubang vaginanya. rapat. licin. hangat. nikmat. sungguh nikmat. vaginanya mencengkram erat penisku. gia mendesah pelan. tangannya mencakar-cakar sprei. kugoyangkan pinggulku. maju mundur. penisku menari didalam vaginanya. aku menindih tubuh gia yang kecil. pahanya terbuka lebar. bulu-bulu kemaluannya agak jarang. menambah keindahan vaginanya. sambil terus penisku bermain di dalam vaginanya, lidahku tetap menjilati puting payudaranya. warna merah kecoklatan. aku terus menggoyangkan pinggulku. vaginanya sungguh rapat. rasanya hangat dan nikmat. tak kusadari peluhku membasahi jidat. terus kugenjot tubuh gia. sesekali dengan tempo yang cukup cepat. “aaaaaahhh..aaaaahhh..” gia mendesah hebat.
“terus jhon…teruuuusss..aaaaaahhh”
makin kutambah kecepatan goyangan
pinggulku. gia pun berkeringat. terus ku genjot tubuhnya, sambil
kuremas-remas payudaranya. gia memelukku erat. lagi-lagi kukunya
mencakar punggungku. sakit pun kuhiraukan. vaginanya basah.
“aaaaaahhh..jhoniiiiii”
“uuuhhh..uuuuhhh..”
desahannya membuatku makin
terangsang. penisku menikmati rapatnya vagina gia. payudaranya
bergoyang-goyang seiring genjotanku. penisku terus menghujam vaginanya.
“aaaaaahhhhh..aahhhh..jhon”
“jhoniiiii..gue mau keluar jhon..”
“aaahhh..aaahhh”
“terus jhon..teruuusss..aahhh”
desahannya makin sering. hantaman penisku makin kuat. kemudian cairan hangat membanjiri vaginanya. ia klimaks.
“aaaaaaaahhhhh..aaaaaahhhh”
aku pun hampir klimaks. ku percepat goyanganku. penisku makin panas.
“gu..gu..gue..hhaaahhh..hhaaahh..mau keluar gi..hhaaahh” dengan napas terengah-engah.
“keluarin di badan gue aja jhon..aaaahhh..aaaahhh”
penisku bertambah panas. vaginanya telah
banjir. dan aku pun hendak klimaks. kucabut penisku dari dalam
vaginanya. kusemburkan cairan maniku di atas payudaranya.
hangat. nikmat.
“aaaaaahhh..aaaaaahhh” terus kupompa keluar cairan maniku. membanjiri payudara putihnya.
“aaaaaahhh..terus jhon” pinta gia.
gia melumat penisku. menyedot habis
cairan maniku. tubuhku gemetar nikmat. bulu romaku berdiri. terus ia
jilati penisku. tak ia hiraukan payudara putihnya yang basah oleh
maniku. terus melumat penisku. hingga akhirnya ia mencium keningku
mesra…
Demikianlah Artikel Indahnya Bercinta Sama Kakak Sahabat ku
Sekianlah artikel Indahnya Bercinta Sama Kakak Sahabat ku kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Indahnya Bercinta Sama Kakak Sahabat ku dengan alamat link https://temanyuni441.blogspot.com/2017/05/indahnya-bercinta-sama-kakak-sahabat-ku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar