Judul : Gadisku Nikmat Sekali
link : Gadisku Nikmat Sekali
Gadisku Nikmat Sekali
kubicarakan tadi, ia adalah penghuni
salah satu rumah kurang lebih
sepuluh rumah sederet setelah
rumah
kosku. Didepan rumahnya digunakan
untuk usaha wartel. Namanya ara,
lengkapnya arimbi dara daunmuda.
Hehehe…namanya juga aneh ya?
Mirip salah satu sub-kategori di
forum cerita panas semprot saja
namanya !. Tapi memang begitulah
adanya.
Gadis yang kukagumi ini sebenarnya
bukanlah anak kuliahan seperti aku. Ia adalah seorang anak SMA kelas 2. Tapi pertumbuhan badannya begitu pesat dan subur (kecuali tinggi badannya yang masih sekitar 157 centimeter) untuk anak belia seumurannya. Ku taksir umurnya sekitar 15 atau 16 tahun. Hanya saja onderdil orisinilnya sudah tumbuh sempurna layaknya gadis seumuran anak kuliah. Bayangkan saja, dengan umur sedemikian muda namun bongkahan dadanya begitu terlihat membulat indah dengan ukuran bra yang lagi-lagi kutaksir (tukang ramal kaleee…) sudah sekitar 34. Belum lagi sekal, montok dan bahenolnya pantat yang padat berisi. Dipadu dengan ukuran paha yang proporsional dan betis yang
langsing. Sungguh membuat aura kewanitaannya begitu kuat terlihat dalam balutan seragam SMA nya.
Selain daya tarik yang aku sebutkan diatas, wajahnya itu lho…wajah yang mengingatkanku pada sosok penyanyi alda. Namun yang ini sedikit ditambah bumbu timur tengah. Bisa dibayangkan wajah yang bersih mulus dengan hidung mancung dan raut muka yang sensual. Rambutnya bergelombang panjang sebatas setengah punggungnya. Bila berjalan, dadanya membusung karena tertekan baju seragam sekolahnya yang press body. Pantatnya juga wahh banget saat memakai rok sekolah yang lumayan ketat
.
“permisi dik…ada yang kosong kbu nya?” Tanyaku saat muncul di wartel ara dan tentu saja bertemu ara.
“iya mas tuh masih kosong semua kok !”
Jawab ara terkesan tegas dan agak jutek. Memang itulah daya tarik
tersendiri bagiku. Aku entah kenapa selalu suka pada cewek dengan jenis
karakter tegas, jutek, judes, galak, atau yang sejenisnya itu. Rasanya
bakalan binal di ranjang….hahaha…
“halooo…siapa nehhh ???” Ucap ade di telepon dengan bermalas-malasan.
“aku nyong…Purba…” jawabku. Memang aku
biasa memanggil ade dengan sebutan inyong karena memang dia berasal dari
daerah ngapak-ngapak.
“aseemm…ngapain kamu pakai telepon segala? Gangguin orang tidur saja !!” Timpal ade dengan bete.
“uhhh nyong….cakep bener ya nih cewek…muda belia lagi…hihihi” ucapku lagi.
“edan kau dul….dasar otak mesum ! Udah sana nikmatin idolamu…aku mo bobo manis !” Balas ade.
Keluar dari wartel adalah waktu yang aku
tunggu-tunggu. Waktunya bayar adalah waktunya ketemu dan mencuri
pandang kearah ara…huhuiiii…
KRIEKKKK…KRIEEKKKK…
begitulah bunyi printer wartel mencetak struk percakapan saat kuletakkan gagang telepon ke sarangnya.
begitulah bunyi printer wartel mencetak struk percakapan saat kuletakkan gagang telepon ke sarangnya.
“berapa dik?” Aku berdiri di depan meja kasir sambil bertanya ke ara.
Tak ada jawaban.
“dikk…adikkk…berapa???” Ku ulangi lagi pertanyaan yang sama pada ara.
“ohhh iyaaa ya mas ehhh ini anu…dua ribu
mas” jawab ara seperti terkaget sambil matanya tak lepas dari layar
komputer operator yang ada dihadapannya.
Aku membayar dengan sambil tetap memandangi wajah ara yang terkesan seperti salah tingkah.
“aduh mas kegedean uangnya…bayar dua
ribu aja kok uangnya limapuluhan sihh…ada uang pas ga??” Ucap ara
kemudian dengan agak bete.
“satu-satunya harta terakhir yang kumiliki dik hehehe…” aku menjawab sambil cengengesan.
“owww…ya udah bentar ya…” Ara membalas
singkat sambil berlari ke dalam rumah untuk mengambil uang kembalian.
Kuikuti langkah kakinya dengan mataku. Pantatnya bergoyang indah sekali.
Merasa penasaran pada apa yang diperhatikan ara di layar komputer, perlahan aku mencoba melongok ke balik komputer itu.
Busssyyyetttttt..!!!
“filem belu brooooo…gila…!!!” Batinku.
“filem belu brooooo…gila…!!!” Batinku.
Sesaat kemudian nampak ara melenggang mendekatiku sambil membawa uang kembalian.
“kok sepi dik…papa mama emang lagi keluar? Adik kamu juga ikut ya?” Ucapku sopan.
“ihh mas tanyanya kayak detektif aja !…iya sepi mas…pada kondangan ke tempat sodara, kenapa emang ? Mo godain ara? Jangan macam-macam ya !!!” Balas ara si galak dengan mendelik. Aku hanya tersenyum kecut namun tak juga beranjak dari tempat itu.
“kok sepi dik…papa mama emang lagi keluar? Adik kamu juga ikut ya?” Ucapku sopan.
“ihh mas tanyanya kayak detektif aja !…iya sepi mas…pada kondangan ke tempat sodara, kenapa emang ? Mo godain ara? Jangan macam-macam ya !!!” Balas ara si galak dengan mendelik. Aku hanya tersenyum kecut namun tak juga beranjak dari tempat itu.
“nungguin apa mas??? Kembaliannya kurang?” Tanya ara ketus saat melihatku tak kunjung beranjak pergi.
“eehhmmm ga sihhh…tapii…..cuma mo
tanya…sudah lama suka sama pilem begituan?” Balasku sambil mengedip
nakal ke arah layar komputer.
Ara sepertinya terkejut dan melotot kepadaku.
“hheeehh mas ngintip komputer ara ya ??? Jahil banget sih jadi orang !! Awas ya kalau sampai cerita ke papa mama !!” Bentak ara.
“hheeehh mas ngintip komputer ara ya ??? Jahil banget sih jadi orang !! Awas ya kalau sampai cerita ke papa mama !!” Bentak ara.
Tiba-tiba aku seperti mendapatkan inspirasi layaknya penulis cerita panas semprot yang secara spontan dapat ide baru dalam penulisannya.
“kenapa pakai ngancam sih ??? Aku sih
santai saja asal ada satu syarat !!” Imbuhku sambil mencoba suaraku
kubuat berat layaknya seorang perampok yang menodong korbannya.
“ehhmmm maaf deh mas…bukannya gitu…Ara
Kan takut juga kalau papa mama tahu…syarat apaan sih…??? Jangan yang
aneh-aneh ya !!” Ucap ara agak mengendur.
“iya…tenang aja…syaratnya ga sulit kok…cuma ingin bisa jadi teman dik ara” jawabku tanpa sungkan-sungkan.
“jiaahhh mas mas…mo ngomong begitu aja
susah banget…iya iya…Ara Jadi temen mas deh…tapi ya jangan panggil dak
dik dak dik begitu dong…kesannya ara seperti bau kencur banget…biasa
aja…panggil ara…ok?” Balas ara dengan bonus senyum.
Aku tersenyum dan mengangguk. Akhirnya
akupun tak jadi pamit balik ke kosan. Kita berdua asyik ngobrol sambil
menemani ara yang menjaga wartel. Tak terasa hari telah beranjak siang.
“aku buatin mie rebus ya masss” Ucap ara padaku.
“boleh deh…” jawabku. Yah anggap saja sekaligus pengiritan. Namanya juga anak kosan…hehehe..
“ya udah…tolong dong bantuin tutup rolling door nya, nanti buka lagi jam 5 sore” imbuh ara lagi.
Aku segera beranjak menutup rolling door wartel.
“mas…abis tutup wartel langsung aja ke
ruang tengah ya…disana ada televisi…mas santai aja disitu dulu sambil
nungguin ara selesai masak” teriak ara dari dalam rumah.
singkat cerita, aku sedang mengunyah mie
rebus buatan si cantik dengan penuh semangat. Teh manis juga telah
dihidangkan ara sebagai pendamping makanan itu.
“hihihihi…lucu juga kamu mass…makan kok
kayak mesin selep tebu…asal telan aja..apa ga panas tuh?” Ucap ara
sambil tersenyum geli memandangku yang sedang mengunyah mie dengan
lahap.
“kalo ada lomba makan mie, aku paling jago…dijamin dehh..hehehe” balasku dengan agak membusungkan dada.
tanpa kusangka, dicubitnya dadaku yang sedang kubusungkan itu. Aku mengaduh kesakitan.
“hihihi…rasain…dasar congkak !!!” Cibir ara sambil menahan senyum.
“huuhhh dasarrr…!!!” Balasku sambil mengacak-acak rambut ara dengan kesal.
Selesai makan, kita asyik nonton televisi berdua.
“ehhh ra…setelin pilem belunya dooong…” ucapku tiba-tiba dengan wajah memelas.
Plukkk !!!
Tamparan ringan di pipiku menjadi jawaban atas ucapanku tadi.
“hehh mister cabul….tak usyahhhh
yaaa!!!” Bentak ara sambil melotot namun sambil menahan tawanya. tapi
ternyata itu hanya gurauan ia semata. Nyatanya ia beranjak juga ke dalam
kamar dan sejurus kemudian sudah keluar kamar dengan membawa sebuah dvd
polos tanpa gambar bertuliskan love & live.
“ada syaratnya kalo mo nyetel beginian
disini !” Ucap ara sambil berjalan kearahku. Lenggak-lenggok jalannya
bikin mules saja hihihi.
“apaan mbak sist syaratnya?” Tanya ku
super penasaran sambil mengkerutkan kening. Tapi mengkerutnya kening itu
buka karena penasarannya tapi karena pusing setelah melihat
lenggak-lenggok jalannya ara tadi… xixixixi.
“resiko ditanggung penumpang, aku ga mau tanggungjawab !” Balas ara.
“lha kan ada kamyuuu…menerima dan menyalurkan hasrat kan ???” Tanyaku nyengir.
Toooeenggg…!!!
Bantal kursi sofa berukuran 30 cm x 30 cm dengan ketebalan sekitar 10 cm dan berat kurang lebih sekitar setengah kilogram telah nangkring di kepalaku, buah karya tangan ara sebagai ganti dari jawaban atas pertanyaan sablengku barusan. Aku hanya pura-pura manyun.
Bantal kursi sofa berukuran 30 cm x 30 cm dengan ketebalan sekitar 10 cm dan berat kurang lebih sekitar setengah kilogram telah nangkring di kepalaku, buah karya tangan ara sebagai ganti dari jawaban atas pertanyaan sablengku barusan. Aku hanya pura-pura manyun.
Ceklekkk…Srriuutttt…Ccreetttt…
suara disk setelah dimasukkan player dvd.
suara disk setelah dimasukkan player dvd.
Blaaablaaa..bla..bla..
suara dialog awal film yang tidak terlalu penting bagiku karena memang es degan panas..uppss salah…adegan panas lah yang hanya ku tunggu.
Tampak disana si cewek baru melepas handuknya sehingga nampak tubuh polosnya. Ia berjalan menuju meja rias untuk berdandan. Sungguh pemandangan indah luar biasa. Udah putih, cuantiik, langsing perutnya, pantatnya semlohe, dadanya manyun gede, bbbrrrrr…..bikin ngilu saja hehehe.
Saat si cewek berdiri didepan cermin tiba-tiba seorang cowok datang dan merangkulnya dari belakang. Si cewek hanya tersenyum dan berbalik. Sambil berhadapan, mereka mulai saling melumat bibir. Si cewek membantu si cowok melepas seluruh pakaiannya. Tuiiing….menyembullah batang si cowok yang bikin mendelik si cewek itu. Busyettt…gede dan panjang banget. Seukuran apa ya….ehh…itu lho seukuran gethuk pisang yang dari kediri…tahu kan ??? Tapi yang ini hampir dua kalinya gethuk itu…swearr… Si cewek terlihat takjub dan terpukau. Namun tanpa sungkan-sungkan ia menyambar si gethuk pisang dan mulai mengulum dan menjilatinya. Ku lirik ara yang duduk di sebelahku, nampaknya dia agak berubah roman mukanya.
Plekkk…
“apaan sih mass….!!! Udah sana nonton” ucap ara sambil tangannya menepuk pipiku dan tersenyum malu-malu-mau.
Dengan sigap bin lincah ia terjang si
cewek hingga tertelentang dan dengan beringas menjilati lobang ehem si
cewek. gantian sekarang si cewek merem melek dibuatnya. Aku yang
memperhatikan ‘kegiatan’ di layar televisi itu menjadi panas dingin
sendiri.
Tanpa peduli ara bakal marah atau tidak, aku rangkul pundak ara dan aku tarik kearahku. Dengan cepat ku sambar bibirnya dan berusaha ku kulum. ternyata ara hanya diam saja. Lambat laun mulutnya juga merespon kulumanku dan berusaha mengimbanginya. Semakin lama semakin bersemangat dan menggebu-gebu.
Tanpa peduli ara bakal marah atau tidak, aku rangkul pundak ara dan aku tarik kearahku. Dengan cepat ku sambar bibirnya dan berusaha ku kulum. ternyata ara hanya diam saja. Lambat laun mulutnya juga merespon kulumanku dan berusaha mengimbanginya. Semakin lama semakin bersemangat dan menggebu-gebu.
“eehhhmmm…mas mas….sudah ya…stooppp…stttttopppp…berhentiii…..Ara Udah punya pacar !” Ucap ara menghentikan aksi ciuman kami.
Dueerrr….Tuwingggwing wingg…plekkkk….
anganku yang sudah melambung jauh tinggi hingga ke awan tiba-tiba tersambar petir, jatuh berputar-putar, dan akhirnya menghujam bumi….uhhh…
Si anu yang tadinya udah berdiri dengan sikap sempurna kini mengendur dan lama-lama terkuai lemas. Mood-ku benar-benar amblas sirna. Aku jadi murung dan memandang layar televisi dengan tatapan kosong.
anganku yang sudah melambung jauh tinggi hingga ke awan tiba-tiba tersambar petir, jatuh berputar-putar, dan akhirnya menghujam bumi….uhhh…
Si anu yang tadinya udah berdiri dengan sikap sempurna kini mengendur dan lama-lama terkuai lemas. Mood-ku benar-benar amblas sirna. Aku jadi murung dan memandang layar televisi dengan tatapan kosong.
“yaaa…mas kok ngambek gitu…di sini dulu dehhh…!!!” Balas ara dengan prihatin (sok prihatin mungkin pastinya).
“ga ahhh…besok-besok aja aku maen lagi..” lanjutku.
“sttttt…hehmmm…ya udah terserah mas…tapi
minta no hp nya mas dong…siapa tahu wartelnya butuh orang jaga
besok-besok !” Balas ara lagi sambil menghela nafas.
Seminggu kemudian di kamar kos ku…
Seputih cinta ini, ingin kulukiskan di dasar hatiku, kesetiaan janjiku, untuk pertahankan kasihku padamu…
Cklekkkkkk !!!
Kumatikan saja radio yang sedang memperdengarkan lagu kerispatih-tak lekang oleh waktu. Berisik ah…apaan lagu cinta-cinta-an. Prettt…
Apakah ini cinta…datang menyeruak dalam jiwa,
sesakkan jiwa, dan kini ku terluka…
sesakkan jiwa, dan kini ku terluka…
ranah jiwa sedang kering kerontang, desiran angin terbangkan sampah dedaunan,
kosong dan hampa tercipta, sinar mataku siratkaan nestapa….
hikks…hikss… kucoba merangkai puisi atau rintihan jiwa atau apalah itu ku tak peduli. Yang penting aku bisa melipur jiwaku yang sedang luka. Wajah ara melintas di benakku dan aku semakin merana. Tapi memang apa hendak dikata, cintaku terluka hnya karena anak SMA belaka…whattt??? SMA ??? Shiittt…!!!
kosong dan hampa tercipta, sinar mataku siratkaan nestapa….
hikks…hikss… kucoba merangkai puisi atau rintihan jiwa atau apalah itu ku tak peduli. Yang penting aku bisa melipur jiwaku yang sedang luka. Wajah ara melintas di benakku dan aku semakin merana. Tapi memang apa hendak dikata, cintaku terluka hnya karena anak SMA belaka…whattt??? SMA ??? Shiittt…!!!
Ting tong ting teng…
Bang…MAS…TUAN…ADA Smsss…
teriak suara doraemon dari hp ku yang cukup mengejutkanku. Nomernya tidak dikenal. Kucoba membaca isinya,
Bang…MAS…TUAN…ADA Smsss…
teriak suara doraemon dari hp ku yang cukup mengejutkanku. Nomernya tidak dikenal. Kucoba membaca isinya,
“mas minta tolong, bisa jagain wartel
siang ini (sekarang) ??, Orang rumah lagi kerumah nenek yang sakit, aku
juga kurang enak badan nih…tolong ya…makacih..ARA”
wowww…Ara. Tapi ku masih bete dengan kejadian minggu lalu. Dengan berat hati kulangkahkan kaki menuju rumahnya mengingat kasihan juga pada ara yang sakit tapi ga ada yang bisa dimintain tolong.
wowww…Ara. Tapi ku masih bete dengan kejadian minggu lalu. Dengan berat hati kulangkahkan kaki menuju rumahnya mengingat kasihan juga pada ara yang sakit tapi ga ada yang bisa dimintain tolong.
“ara….ara…kamu dimana?” Teriakku dari depan pintu rumahnya.
“masuk saja mas, aku dikamar lagi tiduran, ini kuncinya wartel di aku” jawab ara.
Ku berjalan memasuki rumah yang lengang
itu dan menemukan ara dibawah tumpukan pakai kotor…upss hehe salah…di
atas ranjang dengan berselimut rapat.
“mas ini kuncinya, tolong dibuka seperti biasa. Nanti kalau capek, ditutup dulu sebentar ga apa-apa” ucap ara dengan agak lemah.
“lho ara sakit apa? Udah bilang ortu? Pacarnya mana kok ga nemenin?” Tanyaku gencar.
“belum bilang mama papa sih mas, nanti
juga mendingan. Kalo pacar ara sih tadi udah di sms, tapi katanya lagi
ada job penting jadi ga bisa kesini, cuma mas yang dengerin keluhan
ara…makasih ya mas..!!!” Balas ara.
Kudekati ara dan aku mencoba ngobrol
untuk menemani dia sementara waktu. Akhirnya ku tahu bahwa pacar ara
bukanlah anak SMA seperti ara melainkan seorang pegawai yang umurnya
sedikit diatas umurku. Ternyata selera ara yang dewasa ya hiihiihiii.
Dari obrolan itu aku juga akhirnya tahu bahwa pacar ara jarang sekali ketemuan dengan ara. Terakhir ia kelepasan bahwa ia akan minta putus dari pacarnya.
Dari obrolan itu aku juga akhirnya tahu bahwa pacar ara jarang sekali ketemuan dengan ara. Terakhir ia kelepasan bahwa ia akan minta putus dari pacarnya.
“lho…kok minta putus…hayooo…punya gebetan baru ya ??” Ledekku pada ara.
“sebel aja mas…bete…punya pacar tapi kemana-mana sendirian…mintanya yang enak aja tuh dia” ucap ara dengan ber api-api.
“hahh…minta enaknya yang gimana?” Tanyaku menyelidik.
“hhhemmm hehehe…ya itu mas…itu tuhhh
masak ga tau sihhh…mainin itu ama masukin itu ke ituuu…hihihi” balas ara
dengan agak memerah wajahnya sambil ia menutup mukanya karena malu.
“udahhh ah mas malu…lagian sebenarnya
ara lagi berbunga-bunga…ada cowok yang perhatiaannn banget ama ara
akhir-akhir ini…jadinya ara makin sebel ama pacar ara itu” imbuh ara
lagi.
Clingggg…!! (muncul gambar lampu bohlam diatas kepalaku)
secara tidak langsung aku langsung paham lah. Ternyata ara sudah pernah begituan dengan cowok. Pantesan aja dia kelihatan ehemm menggoda gitu hehehe. Tapi…siapa ya cowok yang perhatian sama ara akhir-akhir ini? Bikin penasaran saja. Yang pasti aku ga boleh kalah sama tuh cowok.
secara tidak langsung aku langsung paham lah. Ternyata ara sudah pernah begituan dengan cowok. Pantesan aja dia kelihatan ehemm menggoda gitu hehehe. Tapi…siapa ya cowok yang perhatian sama ara akhir-akhir ini? Bikin penasaran saja. Yang pasti aku ga boleh kalah sama tuh cowok.
“badanmu panas ra, sudah minum obat belum ?” Ucapku sambil memegang kening ara.
“iya sih mas agak demam gitu, tapi tadi
udah minum obat kok, kebetulan ada kotak p3k di rumah, cuman ni kepala
rasanya pusing banget mas !” Jawab ara sambil memegang kepalanya.
“oww pusing, sini aku pijitin…jelek-jelek begini tapi suka jadi langganan teman-teman buat pijet gratis hahaha” lanjutku.
“kok jelek? Ganteng kok hiihihi..”
timpal ara sambil terkekeh. Terlihat dia berusaha membuka selimutnya dan
hendak bangun untuk siap dipijit.
“yeee…tumben bilang
ganteng…mentang-mentang minta pijit gratis pakai merayu segala !!!”
Semprotku sembari mencibir. Tapi swearrrr rasanya begimana gitoh saat
dia bilang ganteng….hhrrrrr….
Segera kubantu ara membuka selimutnya,
tapi saat selimut itu telah selesai seluruhnya terbuka waduuuwww ampunnn
dj…..Ara Cuma pakai lilitan handuk brooo…CDnya Kelihatan…aw aw
awww…jadi inget pilem yang diputer seminggu yang lalu itu hihihi…
“lho…kokkk???” Tanyaku tak kulanjutkan namun sambil mulut ternganga takjub.
“ehhhmmmm iya tadi abis mandi berasa
badan meriang, ya udah minum obat terus tiduran disini…belum sempat
ganti baju…hayooo….mesum lagi nih pikiran mas !!!” Jawab ara membuatku
salting alias salah tingkah dan laku.
“owwhhh….yyaa yaa… udah ss ini aku
pijitin…menghadap belakang gih, pundaknya mo ku pijit” lanjutku dengan
grogi sambil memberikan instruksi.
Pijit pundak kanan, pundak kiri, leher belakang, tepi ketiak, lalu…
“ra, ini mo dipijit punggung
belakangnya…biasanya sih kalau masuk angin perlu di pijit yang bagian
sini..” ucapku sambil menyentuh punggungnya yang masih tertutup handuk.
Tanpa bicara dan tanpa ada keraguan ara
spontan huhuii membuka handuknya. Topless lah dia. Cuma pakai cd doang
warna unggu ehh ungu. Ctuing ctuing gitu deh jadinya si anu ku. Ya
memang sih bagain payudaranya tak terlihat karena menghadap depan tapi
lekuk tubuhya yang juelas terlihat itu malah bikin gantian aku yang
puyeng.
Perlahan ku pijit bagian punggung yang ku sebutkan lagi. Sesekali jariku sedikit menepi sehingga sedikit menyenggol tepian payudara yang ternyata hhhiiiiii empukkkkk banget bro…
” ehhhh masss…ganjen lagi ya…cabul lagi ya….!!!” Bentak ara padaku.
“upppsss soriii ga sengajaaaa!” Balasku takut-takut.
“upppsss soriii ga sengajaaaa!” Balasku takut-takut.
“hihihihi… becanda mas…ga apa-apa kok,
namanya juga tukang pijet ya pastilah mijitin yang penting-penting
hihihi…udah sana lanjutkan !” Ara menimpali dengan tersenyum dan berucap
agak genit.
Cessssss….rasanya hatiku mendengar itu. Aku sudah takut bukan main tadi saat dia ngebentak. Tapi…semua hanya mimpi..ehhh salah….semua hanya becanda. Horeeee…
Cessssss….rasanya hatiku mendengar itu. Aku sudah takut bukan main tadi saat dia ngebentak. Tapi…semua hanya mimpi..ehhh salah….semua hanya becanda. Horeeee…
Kulanjutkan dengan pijitan ‘serius’. Ara
pun sudah mengatakan kalau kepalanya sudah enakan. Tapi yang namanya
jariku tak mau berhenti. Mijit dan mijit kian kemari, mendekati gundukan
tepi payudaranya. Semakin lama semakin merayap ketengah payudara. Ara
hanya diam dan sesekai menggeliat geli. Begitu kedua bukitnya sudah
penuh tertelangkup tanganku, segera kutarik dia kearahku. Menempel lah
punggungnya ke dadaku. dari arah samping ku sambar mulutnya yang sedikit
ternganga menahan geli. Ara menyambutnya dengan lembut. tautan lidah
dan sedotan bibir bergantian semakin lama semakin menggelora. Remasan
tanganku didadanya pun juga semakin bervariatif. Remasan dan pilinan ku
kombinasikan sesuka hati.
“uuuhhhmmmmmmmmmm” ara melenguh panjang
dengan bibir masih dalam pagutanku. Ia merasakan geli yang teramat
sangat pada putingnya yang terus kupermainkan.
“uuuhhh maass masss..gelii auhhhh yaaa
yang itu nahh nahhh ahhhh awwww ahhh masssss” ara menarik mulutnya dan
berhamburanlah kalimat desahan yang indah dari mulutnya.
“ehmmm mass…auuuhh aduhhh ssstttt masss
gilaa mass geliii bangettt taphiiii eennn ennn ennakkk masss aduhhh
sssttttt massss auhh” desah ara semakin menggila.
Ara kudorong untuk berdiri sedangkan aku
masih dalam posisi duduk di tepi ranjang. Ku bantu ara untuk membuka cd
unggu nya eehhh salah lagi…ungu.
Woowww…sekarang dia full bugil brooo.
Memang indah ya tubuhnya. Wajahnya cantik, kulit putih, hidung mancung,
rambut bergelombang sensual, dadanya haiiikkk gede juga, bulet kenceng
lagi dadanya, putingnya merah muda abis, pantatnya montok bahenol,
waahhh gitar spanyol banget deh. Gila…masih anak SMA brooo… gimana
dewasanya nanti yahhh…
Kupeluk dia dengan posisiku tetap duduk sehingga otomatis bukit payudara montoknya pas menyumpal mulutku dengan sukses. Ku kulum dan kujilat putingnya dengan gemas. Kumainkan lidahku dengan getaran cepat untuk menggelitik puting itu. Bukan itu saja, tanganku pun ikutan gotong royong dalam meremas dan memilin sesuatu yang perlu di pilin hohohoho..
“aihhhh masss….geliiii lebihhh geliii
dari yangg remmasann tadii ahh aaayhhh mass benerannn enakkkkk mass”
rancau ara menyeruak lagi.
“diemuttt masss yang dalemm uhhh ennn
ennn ennak masss aauhhh sssttttttttt…..masssssssss” ara kian menggeliat
dan mendesis seperti ular sanca.
Dengan sedikit membungkuk ku berpindah
daerah kekuasaan ke arah sela sela selangkangannya hhehe. Slurrppp…satu
jilatan mendarat tepat di daging enak milik ara. Ara terjingkat kaget
plus geli. Ku ulangi lagi jilatan dan makin bertubi-tubi. Lidahku pun
mengorek-ngorek sejauh yang bisa dijangkau lidahku. Lobang ara yang
masih cukup sempit itu ku bor dengan ujung lidah getarku. Sesekali ku
emut klitorisnya dan ku gigit-gigit kecil. Ara mengejang-ngejang hebat
tanda…suka.
“auuuhhh aw aww awwwhh masss auuhhh iiihhhh stsstttttt ehhmmmm masss” desah ara sambil mendongakkan kepalanya.
“auuuww masss teruuusssss ahhhh auuuhhh
klitnya mas yang seringgg ahhh ahhh sssttt ahhhhh” sambung ara sambil
meminta bahwa ia suka klitorisnya di kerjain lagi.
“sstt nahhh nahhh ituhhh masss sssip ahhhhh enakkknyah auuhhh sttttt waaaahhh aahhhh” ara semakin menggila.
Kudorong ara agar menungging dengan
berpegangan tangan di bibir ranjang. Kakinya kubuka lebar. Lalu kujilati
lubang anusnya dengan tanpa jijik. Bagiku semua yang ada di tubuh ara
adalah keindahan dan keindahan.
Slurrppp…sluuuppp ku jiat lubang itu dengan penuh semangat dan nafsu. Ara mengejang kaget dan kegelian.
Slurrppp…sluuuppp ku jiat lubang itu dengan penuh semangat dan nafsu. Ara mengejang kaget dan kegelian.
“ahhh hihi…hii mass ahhh nakal banget
sihhh….kokk lobang ituuhh yang dikerjainnnn ahhhh tapiii gelinyaaa
aduhhh terusss ajahhh dehhh auuhhh massss…pacarkuu ga pernaaahh gini
innn akhuuu uuhhmmmm” ara mencoba berbicara dibalik desahan manjanya.
Dia sudah lupa bahwa seminggu kemarin telah menolakku. Dia sudah lupa
bahwa aku bukan pacarnya. Dia sudah lupa dan lupa karena yang ada dalam
benaknya sekarang hanyalah kenikmatan tak berujung.
Berpindah lagi ku ke bagian memey nya
yang merekah itu. Kujilat bergantian secara searah dengan anusnya.
Membuat ara menggeliat meronta namun pasrah. Saat ku jilat anusnya,
jariku ikut mengobok memey dan klitorisnya. sebaliknya, saat ku jilat
memey nya maka jariku sibuk menembus anusnya. Ara menjadi bingsatan
karenanya.
“auuhhh mass aiiiihhhh aduhhh apaan
masss diapain aja nihhh auhhh ennaakkknya masss janagnnn berhentiiihhh
aauhhhh masss terussiiinnn ahhh aahhh” ara mendesah dan berteriak
keenakan.
Semakin ku percepat kocokan dan gesekan
didaerah memey dan klit-nya saat kujilat anus indahnya. Alhasil ara
semakin dibuat melambung dan menggila.
“auhhh masss aduhhh auuuww sssssttttt
ahhh aduhghhh gannteng…enakkk sedapppnya masss ahhhhh awwwhhhhh” ara
menjerit sejadi-jadinya. Dalam hatiku merasa gembira sekali saat ia
menyebutku ganteng hehehe.
“eeehhhhmmmmm masss enakkk terusssss
akkku berrasa mmmoo mmmmo nyammmpaiiiii sssstttt ahhhhh terusinnnn
yangggg di klitt kuuuhh ayyyoooohhh etrsss ahhha ahhh awww assststttttt
aaaahhhh wwwwssssytttt ahhhhh mmmmassss affffttt
aarrrgggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……..” Ara merancau tak
terkendali dan akhirnya memuncratkan cairan orgasmenya. Meski tidak
banyak namun tetesan cairan nikmat itu terlihat sibuk berebut keluar
dari memey ara dan berdesakan mengaliri paha hingga betis ara.
Ara bersimpuh di lantai dengan
bertumpukan lutut dan kepalanya lemah tersandar di bibir ranjang. Ara
tak tahu saat itu aku sudah muai melucuti pakaianku hingga polos los
los. Tanpa menunggu lama, kutarik pantat ara untuk menungging lagi. Ku
gesekan ujung palkon (kepala kontol) ku di bibir memeynya yang basah
kuyup. Ara terhenyak kaget, namun tangannya segera mengarah kebelakang
untuk menuntun kontay ku menembus memeynya. Lagi-lagi ara terbelalak
terkejut saat memegang kontay ku.
“hahhhhh….gede sekali masss
kontolmuuuhhh…ssttttt jadi berasa takut-takut massss….cukup ga
yaahhh…sakittt ga yaa…jadi inget yang di film yang kita tonton
kemarin…segede iniiihhh ehhhmmm pastinya penuh dan enakk nihhh !!”ucap
Ara dengan genit-genit menggemaskan.
Memang batang kontay ku tergolong cukup
berbobot dan berkelas. Dengan panjang 17 cm dan diameter se gede
versneling mobil pastinya akan membuat cewek indonesia mendelik. Ini
berkat ilmu pijitan dari kakekku dan juga ritualku yang rutin merendam
dengan berbagai ramuan jamu.
Ara mengarahkan batangku dengan perlahan namun pasti ke memey nya. Awalnya agak susah. Mungkin karena si memey kaget menerima tamu baru yang super oye ini. Namun si memey memang pinter, digoyang dikit-dikit dia langsung bisa menyesuaikan dan bahkan berusaha menelannya.
Ara mengarahkan batangku dengan perlahan namun pasti ke memey nya. Awalnya agak susah. Mungkin karena si memey kaget menerima tamu baru yang super oye ini. Namun si memey memang pinter, digoyang dikit-dikit dia langsung bisa menyesuaikan dan bahkan berusaha menelannya.
“hhhemmmmm masss stttt…padat merayapppp
hihiiihi…uhhh stttttt hhhhmmmmm” desah ara sambil mencoba becanda namun
terganggu oleh desahannya sendiri.
“baru separooo…hhmmmm…peret seret juga memey kamu cantik !” Balasku dengan gemas.
“apahhhh separooo….uuhhhhhmmm….segini
aja sudah sedapphhh aphhaalagii sstttt semuanyahhh nanntiii uuuhhh
ehhhmmmm masss ssstttt” timpal ara sambil terus mendesis dan mendesah
karena perlakuanku yang terus memompa dengan lembut dan pelan-pelan
menghanyutkan.
Bblllesss !!!
Dengan satu tekanan tenaga penuh kulesakkan sedalam mungkin kontay ku ke memey ara. Sejurus kemudian goyangan dan tusukanku yang awalnya pelan berubah menjadi super cepat dan dalam.
“aaaaawwwwwhh masssssssssssss…..auuh aw
aww awww awww awww sttttt masss aahhhh ampunnn enakkkk massss aahhh
terusssshhh aahhhwwhhhhhhh” ara berteriak tertahan. dari mulutnya keluar
erangan erotis yang membuat suasana begitu bergairah.
“eehmmm ra, memey kamuuu eehhmmm enakkk sempittt legittt !! Ucapku sambil terus menggoyang cepat.
“iyahhh masss sempittt tapi dapat kontol
gedeeehhh jadiii eehhmmm nya eeehhhh enn ennnakkk sssttta ahhhhhhhh
masss terusss…aku mau terusss lagi….lagiii…besok juga lagi…lusa
lagiiihhh aahhh mass beneran gilaaa ahh ahh aww awa aww masss enakkkk
mass ssstttt ahhhhhhh !!!!” Ara merancau dan berteriak tak terkendali.
10 menit dalam posisi nungging membuatku lelah juga. Dengan tetep
menancapkan kontay di memey ara kugendong dia dan sekarang kami
sama-sama duduk berpangkuan namun wajah ara membelakangiku. Kugoyang
dari bawah memey ara dan iapun merespon dengan ikut turun naik di kontay
ku. Tanganku berusaha meraih payudara ara dan meremaskan keras sambil
menusuk-nusuk dalam ke memey nya.
“ahhh masss hhhhhhrrrr masssss hhekk
hekkk hekkk ssttt ahhh” ara mendesah sambil menggoyang pantatnya sendiri
naik turun dengan menghentak keras.
“masss….gilaaa kuattnya mass
inihhh…pacarkuuhhh palinggg 5 menittt sudahhh muncrattt…ini mashhh
ampunnn bikin akhhuuu ketagihannn ajaahh…masss auuuhhhhhhh” ucap ara
disela raungan mulutnya.
Aku mencoba lagi dengan posisi lain. Ku
tengkurapkan ara dengan kaki tertutup rapat. Kontay kudorong menembus
sela-sela kakinya yang rapat itu menuju memey ara yag tentunya mengatup
rapat pula.
“auuhhh masss….gilaaaa…gedenya berasa banget pakai cara begiini auuhh mass ah ahhha awwwwwwwwwwwwhhhh” ara menjerit tertahan oleh sumpalan seprei di mulutnya.
“auuhhh masss….gilaaaa…gedenya berasa banget pakai cara begiini auuhh mass ah ahhha awwwwwwwwwwwwhhhh” ara menjerit tertahan oleh sumpalan seprei di mulutnya.
“auuuh masss….benerannnn auuh auuuhh teruss yang cepettt ahh ahhhh aaahhhh sssttttttt” ara terus saja merancau.
Kudorong dan kutusuk memey ara dengan
cepat dan dalam. Akupun merasakan pilinan dan empotan yang sangat dalam
posisi ini. Dunia seperti begitu indah.
“eerrhhhghhh mass aahh ahh ahhhh akkhu
ga kuattt ahh amhhhmmm…mauu mauhhh keluarrrghh lagihh aah ahhha hahhh
ahhh awaaww aaaargghhh masssssss maaasss purbaaaaaa
ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” ara menjerit lagi dan kurasakan kontay ku
disirami sesuatu yang hangat di dalam sana. Ara mencapai orgasmenya yang
kedua.
“tungguu ggghh aakhuu jugga ggggrrhhhh
mauu ccroooottttttttttttttttttttt ahhhhhhhhhhhh” aku merasa tak kuat
lagi menahan sempitnya memey di posisi itu. Akhirnya klimaks kucapai
juga dengan empat sampai lima crottt di memeynya.
Kami tergeletak lemas dengan dilelehi
keringat hasil perjuangan bersama. Ara memeluk manja di dadaku seakan
meras sangat bahagia.
“ra…sebenarnya akuu…jatuh cinta sama kamuu…”ucapku malu-malu.
“iya…Ara Tahu…emang mas tahu siapa
laki-laki yang ara bilang penuh perhatian dan mencuri hati ara?…itu
mas…ya mas purba…tapi mas tahu kan…Ara Punya pacar…jadi sedikit bersabar
ya…kalau jodoh nanti kita pasti bisa bersama” jawab ara sok berpetuah
sok tua. Tapi memang ada benarnya juga.
Aku hanya mengangguk setuju sambil berpikir.
“ahhh biarlah ara jadi pacar orang lain….yang penting tubuhnya milikku hehehe!” Lamunku dengan sok berjiwa master permemek…halahhh purba…purba..
“ahhh biarlah ara jadi pacar orang lain….yang penting tubuhnya milikku hehehe!” Lamunku dengan sok berjiwa master permemek…halahhh purba…purba..
“ra, kalo kamu hamil gimana? Pacarmu bisa marah besarrr !!!” Tanyaku pada ara.
“tenang saja mas…Ara Udah biasa minum obat seperti saat main dengan pacar ara” jawab ara santai.
“ehhmmm mass jangan tersinggung
ya…sebentar ara mau telepon mas ryan, hanya sekedar memastikan dia jadi
kesini atau tidak…” ucap ara lagi.
Ara segera duduk dan memencet tuts hp nya kemudian meletakkan ditelinga.
” halooo mas ryan…” ucap ara.
“ehhhmmm ini ara ya….saya lihat namamu
muncul di hp ryan…ada perlu apa? Kamu apanya ryan ya?…kenalin aku cintya
tunangannya ryan….Ryan Lagi ke kamar mandi tuh..” seseorang wanita
berbicara di hp ryan.
Duuuerrrrr !!
Ara kaget sekali mendengarnya.
Ara kaget sekali mendengarnya.
Tanpa berbicara ara segera menutup telepon itu dan berbicara padaku,
“mas temenin ara sebentar..ke kosan mas ryan…ada yang ga beres…buruannn !!!” Ucap ara panik.
Sekian menit kemudian ara sudah duduk
diatas motor bututku yang melaju membelah jalan menuju kosan ryan.
Sampai disana pintu kamar ryan tertutup rapat. sayup-sayup terdengar
rintihan suara manusia sedang memacu hasrat birahi kepuncak asmara. Ara
semakin yakin pada kata-kata cintya tadi.
Doook.dok Dookkk..
Ara mengetuk pintu kamar itu dengan agak keras. Agak lama menunggu. Semenit kemudian muncul cintya membukakan pintu dengan hanya berbalut kain bali dari atas dadanya hingga menjuntai ke lantai.
“mbak cintya ya???” Tanya ara menyelidik.
“ehhh iyaa…siapa ya?” Jawab cintya sambil bertanya balik.
“saya ara yang tadi telepon, apa benar mbak itu tunangannya mas ryan ?” Tanya ara lagi.
“iya…ada apa dik?” Jawab cintya lagi dengan wajah bingung.
tanpa menjawab pertanyaan cintya, ara
segera menerobos masuk ke dalam kos itu. Aku mengekor dari belakang di
ikuti cintya dibelakangku dengan wajah semakin bingung.
“hehhh mas ryan…tega-teganya ya ngebohongin ara !!” Bentak ara saat bertemu ryan di dalam kamar itu.
“eh ara…ada apa ini…kok dateng-dateng ngomel gitu !!” Balas ryan terpancing emosi ara.
“mas kenapa ngaku bujang…ini mbak cintya
bilang kalo dia tunangan mas…tega ya mas berbuat begitu…Ara Malu dengan
mbak cintya masss….kasihan dia…sudah tunangan kok dibegituin !” Ucap
ara lagi dengan ketus.
“iii yya…tapi kita bicarakan dulu yaaa..” kata ryan lagi dengan tegang.
“ga perlu…dasar lelaki pembohong…mulai sekarang kita putusss !!!” Bentak ara sambil melotot menakutkan.
“sebentar ara…!!!” Sahut ryan sambil
menarik tangan ara. aku yang merasa tidak senang dengan ryan sejak awal
spontan menepis tangan ryan yang berusaha menghentikan langkah ara.
“hehhh looo…!!! Siapa looo…jangan sok jadi pelindung ara ya…!” Bentak ryan padaku.
“aku kakaknya ara…kamu sudah deh sana
urusin calon istrimu…siapin pernikahanmu…ga usah maen api sama cewek
laen!!” Balasku sambil membentak tak mau kalah.
“brengsek loo ya, gue tahu…pasti lo kan yang tukang ngomporin ara supaya nyelidikin gue ?!!” Bentak ryan lagi.
“kalo aku yang ngomporin, emang kamu mau apa ? Kalo enggak pun, kamu mau apa?” Jawabku enteng sambil mencibir.
“bangsat lo….!!!!” Prakkkkkk…!!!
Ryan mengumpat emosi sambil melayangkan satu pukulan ke rahang kiriku. Aku tersulut, dengan tangan mengepal ku labrak ryan dan ku hadiahi beberapa pukulan di pipi, dada, dan perutnya. Ryan terdorong mundur beberapa langkah namun maju kembali hendak membalas pukulanku.
Ryan mengumpat emosi sambil melayangkan satu pukulan ke rahang kiriku. Aku tersulut, dengan tangan mengepal ku labrak ryan dan ku hadiahi beberapa pukulan di pipi, dada, dan perutnya. Ryan terdorong mundur beberapa langkah namun maju kembali hendak membalas pukulanku.
Stttoooppp !!!
“ryan, kamu sudah ga waras ya??? Kamu itu salah, ngebohongin orang, ngeduain aku, sekarang malah kakaknya pacarmu kamu pukulin, kamu punya nurani ga sih ryannn…!!!” Bentak cintya tiba-tiba menengahi pertengkaran kami dengan menangis tersedu.
“eehhh…ma…maa..af cin, maaf buat kamu terluka…harusnya aku tidak begini…” ucap ryan sambil memeluk cintya.
Aku yang melihat mereka sedang sibuk
berbicara berdua segera menarik ara untuk segera keluar dari tempat itu.
Ara menurut. Sebentar kemudian motor ku sudah melaju kembali di
jalanan.
Ku dengar ara menangis sesenggukan.
Dengan iba ku belokkan motorku disebuah warung es untuk istirahat
sejenak dan menenangkan ara.
“udah ya ara…jangan dipikirin lagi…!!” Ucapku membuka pembicaraan.
“udah ya ara…jangan dipikirin lagi…!!” Ucapku membuka pembicaraan.
“bukan begitu mas, aku sangat terluka, semuanya telah kuberikan buat dia, tapi….huaaaaaa” jawab ara sambil menangis.
“iya iya aku tahu…tapi kamu tak bisa
memutar kembali waktu yang telah berjalan…bayangkan jika kamu belum tahu
masalah ini hingga ryan menikah, malah akan lebih runyam kan ???”
Lanjutku lagi.
“udah sekarang diminum es nya, terus ara
mau ngajak kemana? Muter-muter dulu keliling kota atau langsung
pulang??” Ucapku pada ara sambil bertanya kembali.
“srrrooottt…ga mau pulang…Ara mau diluar
terus sampe besok !!” Cerocos ara sambil mengelap ingusnya yang meleleh
di hidungnya akibat menangis tadi.
“lhoo…lhooo…kok ga pulang gimana sihhh??? Kalo papa mama nyariin gimana? Trus sekolahmu gimana?” Ucapku kaget.
“sekolahnya lagi liburan massss…..papa mama sama adik baru pulang minggu depan sekalian ngabisin liburan, aku sih milih ga ikut emang !! !!!” Jawab ara kemudian.
Setelah mendengar kata-kata ara bahwa ia
sedang libur, timbul pikiran bebasku untuk mengajak ara jalan sekalian
agak jauh. Tapi kemana aku juga bingung. Dan setelah berpikir dan
berpikir akhirnya aku memutuskan untuk mengajak ara ke salah satu daerah
dataran tinggi untuk refreshing sekaligus menyewa vila.
Sekitar jam 8 malam kuajak ara untuk makan diluar sembari melihat-lihat pemandangan alam pegunungan yang demikian segar. Saat melewati sebuah toko pakaian, aku menjadi teringat bahwa ara dan aku tak membawa pakaian ganti satupun. Kuingat di dompetku masih cukup dana karena tiga hari yang lalu sempat ikut borongan eo untuk persiapan konser sebuah grup band papan atas. Yahhh lumayanlah hasilnya bisa buat hidup sebulan dua bulan dengan berfoya-foya plus belanja-belanja hahaha (wajah congkak songong).
Kupilihkan baju hangat untuk ara yang tadi pagi mengeluh meriang berupa sebuah sweater dan celana training kaos. Ternyata dia memilih tambahan beberapa g-string dan bra minim.
Sekitar jam 8 malam kuajak ara untuk makan diluar sembari melihat-lihat pemandangan alam pegunungan yang demikian segar. Saat melewati sebuah toko pakaian, aku menjadi teringat bahwa ara dan aku tak membawa pakaian ganti satupun. Kuingat di dompetku masih cukup dana karena tiga hari yang lalu sempat ikut borongan eo untuk persiapan konser sebuah grup band papan atas. Yahhh lumayanlah hasilnya bisa buat hidup sebulan dua bulan dengan berfoya-foya plus belanja-belanja hahaha (wajah congkak songong).
Kupilihkan baju hangat untuk ara yang tadi pagi mengeluh meriang berupa sebuah sweater dan celana training kaos. Ternyata dia memilih tambahan beberapa g-string dan bra minim.
Dalam perjalanan pulang ke vila, ku ajak ara untuk mampir sejenak ke perkebunan sayur.
“mas, hatiku sakit sekali kalo ingat mas ryan…!!” Ucap ara.
“ihhh kok mikirin dia lagi sih ???” Sahutku agak sebel.
Ara menangkap gelagatku yang kurang suka
dengan obrolan itu. Dengan manja ia sandarkan kepalanya di dadaku yang
sedang memandang kosong ke hamparan tanaman sawi yang ada di depanku.
“masss…Ara Tahu mas sayang dan cinta
sama ara…apalagi pengorbanan mas dalam membela ara di depan mas ryan
bikin ara terharu….Ara Mengungsi di sini pun mas rela
nemenin…eehmmmm…kalau boleh ngomong….sebenarnya….Ara Juga sayang sama
mas purba…sejak dulu mas mondar-mandir ke wartel dan curi pandang ke
ara…Ara Juga melirik mas….tapiiii yahhh memang harus tunggu mas ryan
begitu dulu kali ya biar kita bisa duduk berdua di sini sekarang…” ucap
ara panjang x lebar x tinggi.
Mataku menjadi berbinar, tak terasa
lelehan airmata meluncur turun ke pipiku. Ku pandang wajah ara, wajah
yang teduh itu, wajah yang cantik ayu itu, wajah yang menghiasi mimpi
tidurku. Kupegang kedua bahu ara, ku tatap matanya, kemudian dengan
lembut dan penuh perasaan ku kecup keningnya. Sejenak kemudian kami
saling merangkul erat, seakan tiada lagi kata berpisah yang mampu
menghadangnya. Sekian menit kami hanyut dalam lamunan masing-masing
sambil tetap dalam posisi berpelukan. Suasana hening, syahdu, tenang,
setenang jiwaku yang serasa disiram ribuan bunga hingga merasuk ke otak
ku, ke lubuk hatiku terdalam.
Secepat kilat kusambar bibir ara dan
kukulum dengan lembut. Ara hanya terpejam, namun gerakan bibirnya mulai
mengimbangi setiap sedotan dan kuluman yang aku lakukan. Lidah saling
melilit, menjulur, mengulum, dan berbagai ciuman mesra nan menggebu kami
lakukan dengan penuh penjiwaan.
“sayang…dingin…balik yuk…” ucap ara setelah sekitar 10 menit kami berpagutan di tengah alam bebas itu.
“ayoookkk sayang…” sambutku sambil
menggamit mesra tangan kekasih baruku itu dan melangkah berdua
meningggalkan perkebunan yang telah menjadi saksi bisu dari pertemuan
cinta kasih tulus kami.
Sampai di vila, jam sudah menunjukkan
pukul 11 malam. Waktu yang cukup dingin untuk wilayah dataran tinggi.
Setelah kami membersihkan badan. Kutuntun ara untuk rebah di atas kasur.
Kuselimuti sekujur badannya dengan selimut. Namun karena dorongan buang
air kecil yang terus mendera akibat udara dingin, akhirnya aku dengan
malas beranjak kembali ke kamar mandi untuk menuntaskan hajat.
Memang udara dingin bikin kamar mandi
laris. Setelah buang air kecil malahan aku berasa mules, akhirnya mau ga
mau kutuntaskan sekalian keperluan pribadiku itu meski setiap gayung
air yang ada di kamar mandi itu begitu dingin sedingin es hingga terasa
menembus tulangku.
Butuh waktu sekitar 15 menit hingga aku bisa keluar kamar mandi dengan lega. Kulihat ara sudah terlelap di balik selimutnya. Layar televisi yang menyala segera kumatikan dan aku segera menyusul ara di ranjang. Badan ini serasa letih sekali setelah menjalani berbagai peristiwa hari ini.
Butuh waktu sekitar 15 menit hingga aku bisa keluar kamar mandi dengan lega. Kulihat ara sudah terlelap di balik selimutnya. Layar televisi yang menyala segera kumatikan dan aku segera menyusul ara di ranjang. Badan ini serasa letih sekali setelah menjalani berbagai peristiwa hari ini.
Aku segera menyusupkan tubuhku dibawah selimut ranjang yang memang lebar dan hanya satu itu untuk setiap ranjang sehingga aku harus berbagi bersama ara. Kupandang wajah ara yang teduh itu. Pancaran kecantikannya tak surut meski guratan keletihan menghiasi wajahnya. Sejenak aku terlupa bahwa wanita yang ada di sampingku ini adalah anak sekolah SMA yang berumur 17 tahunan. Memang cinta tak pandang usia. Lagian ara sudah cukup dewasa untuk menghembuskan nafas cinta bersamaku.
Kumiringkan tubuhku menghadap ara demi untuk menikmati wajah ciptaan tuhan yang sungguh sempurna. Pahaku yang terbuka karena hanya memakai celana boxer menggesek atau tepatnya menyenggol sesuatu yang sepertinya adalah kulit paha ara. Aku menjadi termenung sejenak, kan seharusnya aku tak terkena kulit itu. Sebelum tidur tadi ara kan memakai celana training kaos yang kubelikan…!!
Dengan penasaran kuberingsut memasukkan kepalaku ke bawah selimut. Kulongok dan aku pun terkejut. Ara hanya memakai g-string minim dan bra minim yang kubelikan tadi. Sungguh seksi dan montok kulihat. Kulihat kembali wajah ara, sesaat kemudian dia tersenyum centil.
“oalahhh ndukk gendukk…kamu pura-pura tidur ya…asyemmm !!!” Bentakku sambil tersenyum lucu.
Ara hanya tersenyum dan langsung
bergerak menindihku. Kami berpagutan bibir dengan panas dan menggelora
dibalik selimut itu. Merasa tak nyaman dengan penghalang selimut, ku
tendang selimut itu hingga terjuntai ke lantai. Ciuman panas kami
lanjutkan dengan menggebu. Ara begitu menikmati perciuman itu dan bahkan
sepertinya dia yang mencoba mengambil alih nahkoda perciuman dengan
posisinya diatasku untuk mendominasi permainan. (tuhhh kan bener…yang
jutek, yang judes, yang galak….itu simbol ratu di ranjang…!!! Hehehe).
Ara kemudian melorot jauh kebawah dan menemukan celana boxer ku yang sudah menggembung bagian depannya. Tanpa permisi ia loloskan boxer itu dari tubuhku sekaligus cd yang kukenakan. Kini tubuhku polos. Ara dengan gemas memegang erat batang kontay ku dan mengocoknya membuat aku gemetaran. Perlahan tapi pasti dijilatnya batangku dan dikulumnya.
“aauhhh sayanggg….pinterrr bangettt siihhh ahhhhhh” ucapku terangsang hebat merasakan kuluman batangku di mulut ara.
“ssstttt aahhhh sayayng aaahhhh aahhhhh” seringaiku menikmati itu semua.
Kuterjang kedua bukit ara yag
menggembung indah dibalik branya yang sangat mini itu. Dengan satu
hentakan, terlepaslah pengait bra ara dan dengan buas ku lumat putingnya
dan kukulum juga kujilati. Tanganku tak hanya diam, ku remas bongkahan
dada putih nan membusung itu hingga ara meringis antara kesakitan dan
geli.
“auuuhh mass…nakallll ayhhhh…..sayanggg….diapain aja tuhhh susu akhuuu hmmmm” desah ara manja sambil mencubit hidungku.
“hmmmm…hhmm..mmmmhhhhhh” jawabku dengan gumaman tak jelas karena sibuk ‘mengunyah’ dada indahnya ara.
Kepalaku bergerak semakin ke bawah.
Kugeser kain g-string tanpa melepasnya sehingga lobang memey ara
terlihat menyembul di sisi samping kain. Begitu kulihat daging
berjenggot itu spontan darahku berdesir. Dengan sangat bernafsu segera
‘kuterkam’ bagian lobang aneh itu dengan penuh semangat. Lidah dan
tanganku bermain dengan lincahnya di area becek itu. Kadangkala ku gosok
tonjolan diatas memey dengan telunjukku sehingga membuat ara
menggelinjang tak karuan. Paduan tusukan jari dan gosokan di klit nya
ara begitu kunikmati laksana seorang pegawai baru menerima pekerjaannya
dengan senang hati.
“auuuhhhh sayy ahhh sttttttttt ehhhmmmm sayangggg aaahhhhh stttttt aahhhhhh” ara mulai mendesah tanda nikmat.
“sssstttttt masss sayanggg aaahhhhh aauuuwwwwhhh eeehmmm ennnnakkk sayaaangggg…sssstttt terussss !!” Desah ara tiada henti.
P”ehhhmmm……eeehhhhh…ehhhmmmmmm” hanya
desahan demi desahan yang keluar dari mulut ara sementara matanya
tertutup menghayati setiap sentuhan dan gesekan ku.
Semakin gemas dengan lobang ara yang
berdenyut-denyut semakin pula ku kocok lobang itu dengan irama yang
stabil namun semakin lama semakin cepat dan dalam.
“auhhh auhhh massss sssttt ahhhhh aahhh
ahhh terusss cepetannn ahhhh mmmo mmo nyampaaiiii bentarrran laghiii
uhhh ahhha hahhhh masssss” desah ara semakin meradang.
“ssssttt masss ahhhh sayayanggg aauhhh
ahhh ahh ahhh awawwwhhh mmmasss akhuuu keluarrrr ahhhhhhhhhhhhhahh
ahhhhhhh” teriak ara dengan suara super seksi.
Saat melihat ara menggapai orgasmenya,
tangan dan lidahku malah ku tarik keluar dari memey ara. Sebagai
gantinya, dengan gemas ku cabut satu dua bulu jembi ara. Ara melonjak
dan terpelanting kembali ke ranjang akibat orgasme dan perbuatanku
‘cabut rumput’ yang jahil. Antara puncak kenikmatan dan sakit yang aneh
menyerang memey ara dengan bersamaan.
“aauhhhh massss dasssarrr nakalll bangg
het siiihh….” ucap ara sambil mencoba mencubit dadaku. Namun badan dan
tangannya sudah terlalu loyo merasakan gejolak puncak itu sehingga
cubitannya pun menjadi tak bertenaga.
“ehhhmmmm masss…barusan sensasinya
anehhh bangettt…rasanya gimana gitu…asyik..enak tapi…aduuuh apaan
ya….ituuu sayang…keras gituu hihihih….ehhmm cuuppp mwuahh” ucap ara
menceritakan kenikmatannya sambil mengisyaratkan kecupan bibir ke arahku
dengan seksinya.
Tak kukira ara yang seorang anak SMA
kelas 2 telah memiliki gejolak birahi begitu membuncah. Sisi erotisnya
menyeruak dibalik usianya yang masih ranum. Tapi kembali ku berpikir,
berapapun usianya, se-seksi apalah dia, sebesar apapun gejolak nafsunya,
selama ia telah mencapai garis dewasa dalam hal ini telah menstruasi
maka tak aneh bila semua itu terjadi. Memang kalangan keluarga ara
adalah keluarga berpostur super. Papanya begitu jangkung dan gagah.
Mamanya juga tinggi montok hehehe. Ya mungkin darah timur tengah masih
mengalir di tubuh mereka sehingga pertumbuhannya juga berbeda dengan
pribumi layaknya.
Dengan tangan yang masih bergetar tremor
karena mengocok memey ara, kulanjutkan dengan mendaki tubuh ara hingga
wajah kami saling berhadapan. Sambil terus berciuman dalam posisi
konvensional itu ku tekan kontay ku mengarah ke memey ara. Ara seperti
biasa memegang batangku dan membantu mengarahkan ke bagian vitalnya.
Nampak ara mendelik saat ujung kontay ku mulai menyeruak bibir memey nya
dan terus melaju lambat menyusuri goa terjal berlendir itu. Meski sudah
pernah ‘menelan’ kontay ku namun batangku yang memang guede itu tetap
saja membuat ara mendelik seakan kaget dan tegang menerima ‘hujaman’.
guedeenyahhhh hhmmmm nikmattt massss” desah ara pelan.
Dengan penuh konsentrasi ku mulai menggoyang memey ara. Semakin lama semakin kudengar desahan dan raungan ara yang menikmati genjotanku.
Dengan penuh konsentrasi ku mulai menggoyang memey ara. Semakin lama semakin kudengar desahan dan raungan ara yang menikmati genjotanku.
“uhhhmmm sayanggg….auhhhh ssttt ahhh
ahhh terusss….cepett tambahhh enakkk…ehhhh rasanya mentokkk bangettt
uhhhh mass ahhhh penuh bangettt memey ku massss aahhhh ahhhha ahhh”
rancau ara.
“ehmmm say sayanggg suka gakk…enakkk gaaa saayanggg” bisikku di telinga ara.
“sukka sayaang sukaaa bange ettt aahhh
ahahhhh aw awwwhhh…enakknyaaa ampuuunnn sayang aahhh enaaakk
gilaaaa….terusinnn saayyy aahhhhhh” jawab ara disela erangannya.
“aahhhh kkkm kammmu sayanggg akkuu gaaa ra? Cinta gaaa ?” Ucapku lagi ditelinganya memancing antusiasme ara.
“sayayanggg bangettt ahhhh ciin cinnta
jugaaaa…jangnn tingggalinn akhuuu masss ahhh sstttt…selamanyaaa ahahhh
sama akuuu…temaninnn akuuu…kelakkkk jadi suamikhuuu yahhh ssttt
ahhhhhhh” jawab ara dengan terbata-bata. Jawaban ara membuatku tertegun
sejenak dan kemudian hatiku tersenyum dibuatnya.
Malam kian larut. Dengan penuh kasih
sayang ku ajak ara berdiri diatas ranjang. Kutuntun dia untuk
menyandarkan tangan ketembok ya ada di tepi ranjang. Kupandu ara dengan
lembut. Kubungkukkan tubuhnya dan kutunggingkan pantatnya. Kini mulai ku
belai dan kujilati bongkahan pantat indah ara itu dengan penuh gairah.
Kujilati pula bibir anus ara.
“auuuufhhhhh mmasssss aahhhh…sudaaahh
sudaahhh ahhhh…pakai kontol gede kesukaanku ajaa ahhhhhhh masss” teriak
ara tak kuasa menerima semua rangsangan itu.
Tak kupedulikan teriakan ara. Terus saja
kukocok memey ara sambil menggosok-gosok klit nya dengan cepat. Lidahku
juga tak mau pindah dari urusan jilat-menjilat di anus ara. Ara semakin
meraung tak tertahankan.
“auuuh masss aahhhhhh massss ampunnnn
ara tidak kuatttt aahhh masss aw awwwhhhh mmauuu keluarrr lagi niiihhh
masss auuuuhhh masssssssss ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” ara menjerit dan
merancau tak terkira. Dengan suara nyaring ia sampai juga pada
orgasmenya yang kedua. Cairan ara yang sudah membanjir di lobang memey
nya mulai menetes ke ranjang.
Kaki Ara sudah semakin tak kuat untuk berdiri. Nafasnya ter engah-engah.
Kaki Ara sudah semakin tak kuat untuk berdiri. Nafasnya ter engah-engah.
Tanpa menunggu ara yang masih lemas, ku
tusuk dengan cepat memey ara yang masih merekah. Ara menjerit super
kaget namun aku langsung injak pedal gas untuk full speed. Kukocok
dengan kecepatan super gila. Ara semakin mengaduh tapi keenakan.
“aaauuuuuuuuuhhhh masssss aahhhhhhhh ahhh ahhhh ahhhh gilaaa auuuhhh ssstttt ahhh” desah ara tanpa henti.
“aww awww awwwhhh sayanggg hhekkk heehhkkk aduuuhhh stttt ahhhh ahhhhh” desah ara semakin menjadi-jadi tanpa bisa berkata-kata.
“sayanggg…kamuuu siappp maiiinn teruss
sama akkhuuu setiaap waktuuu ??? Kamuu gaa nyerahhh sayanggg ngeladeninn
akhuuu???” Ucapku sambil dengan tetap menggenjot ara.
“auuuwhhh sayanggg…kamuu perkassaa ahhhh
gaa ada matinyaahhh…akhuuu malahh senengggg mainnn ahhh ahhh
teerr…terruss sama kammuhhh…kapannn ajaaa…aauuuhhh sayangg aaahhh ahhh”
balas ara dibarengi desahan yang terus menerus terlontar dari bibirnya
yang seksi.
“aauuuhhh mass ssstttt ahhhh terusss
jangnnn berhentitiii…sedikittt…sedd ddiikittt ahhh lagiii aahhh ahh
awawawwhh ara nyampaiiiyyy lagggiii aaawww ahhhh ahhh aahhhh masss ahhh
aauuuhhh aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh” sekali lagi ara mencapai
orgasmenya. Matanya sayu namun menyiratkan kepuasan tak terhingga.
“yaaa aaayyyy saayyannng akkkhhuu jugga
hampir ooohhh sammmpaii juuga aahh uhhhh ehhmmm…akkkuu kellluarin
diluarrr aja yaaa…kita perluuu mainnn save sayanggg aaahhh ahhh ahhhhh
araaaaaaaa……” akhirnya aku mendekati puncak kenikmatan yang sedari tadi
ku daki. Ku tarik batang kontay ku dari memey ara. Dengan sigap pula ara
membalikkan badan dan segera mengulum kontay ku. Sekian detik kemudian
cairan kental muncrat ke dalam mulut ara. Sebagian merembes keluar dari
mulut ara karena tak muat. Dengan senyuman genit ia menelan seluruh
cairanku. Lelehan di luar mulutnya pun ia jilati dengan menjulurkan
lidahnya.
Tanpa berbusana kami saling berpelukan dibawah selimut ranjang. Segera kami tertidur karena letih yang amat sangat.
jam menunjukkan jam 9 pagi saat
kubangunkan ara yang masih tidur. Kuajak dia mandi bersama. Didalam
kamar mandi itu kami sekali lagi bergumul dan memacu kenikmatan. Sungguh
hari-hari yang membahagiakan bagi kami berdua.
beberapa jam kemudian motor bututku telah kembali membelah teriknya mentari di jalan raya untuk kembali ke kota.
wwoo wwooo gadisku…
sayap cintaku kini telah tumbuh,
mengepak indah membelai sang bayu,
isyaratkan indah binar sanubariku,
sayap cintaku kini telah tumbuh,
mengepak indah membelai sang bayu,
isyaratkan indah binar sanubariku,
dalam keremangan kau ku jelang,
ku ajak kau menggapai bintang,
beriring bersama meniti riang,
kelak kau kan ku pinang..
Bait puisi seperti mengalir lancar
mengisi hatiku. Aku berjanji dalam hati untuk selalu menjaga ara dan
mencintainya sepanjang masa. Kan kunanti ia tamatkan sma nya, dan saat
itulah saat dimana ia akan kupinang. Semoga kelak kau menjadi
permaisuriku seutuhnya. Semoga jalan yang telah kurangkai ini akan
berujung pada muara maghligai cinta. Kuingin nanti dikemudian hari dapat
berucap : ‘duhai ara istriku tercinta…’.
Binggung cari Agen Judi online terpercaya.....???
Mari bergabung bersama kami di KARTU66 situs judi online terbaik, teraman, dan JACKPOT terbesar, Tidak ada bot atau admin nya didalam karena KARTU66 sangat menjunjung tinggi sportivitas dan fair play Hanya dengan menggunakan 1 id anda sudah bisa bermain 8 games
Demikianlah Artikel Gadisku Nikmat Sekali
Sekianlah artikel Gadisku Nikmat Sekali kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Gadisku Nikmat Sekali dengan alamat link https://temanyuni441.blogspot.com/2017/08/gadisku-nikmat-sekali.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar