Judul : Kelainanku Menyukai Ibu dan Tanteku Sendiri Yang Seorang Janda Berjilbab
link : Kelainanku Menyukai Ibu dan Tanteku Sendiri Yang Seorang Janda Berjilbab
Kelainanku Menyukai Ibu dan Tanteku Sendiri Yang Seorang Janda Berjilbab
BERITA LIGA 99 - Aku orang yang mungkin punya kelainan, menyukai orang dari keluargaku sendiri. Aku anak tunggal, mungkin karena aku tidak pernah bertemu wanita lainlah yang membuatku demikian. Sudah semenjak SMP aku mengenal yang namanya bokep, semenjak itu pula aku selalu membayangkan ibuku sambil mengocok penis di kamar mandi.
Ya, onani adalah kebiasaanku ketika pagi hari, akibat itulah aku mulai tumbuh kumis tipis. Tapi aku rajin mencukurnya. Dan aku pun tak jarang beronani ke celana dalam kotor ibuku, sambil sperma kutumpahkan di sana. Ya, kelainan inilah yang ada pada diriku. Ibu dan ayah sudah bercerai semenjak aku masih SD. Ibuku sebagai single fighter mampu menghidupi kami berdua.
Ayah telah menikah lagi dengan wanita
lain, setahun sekali mengunjungiku. Saat umur 16 tahun aku sekolah di
SMA X. Awalnya ibuku ndak setuju karena bakal jauh dari rumah. Namun
karena dekat dengan rumah Tante Nisa, akhirnya ibuku mengijinkanku.
Tante Nisa adalah tanteku, kakak dari
ibuku. Umurnya sekarang sih 40-an. Seorang ibu berjilbab besar. Ia
ditinggal mati suaminya 3 tahun lalu. Dan sekarang hidup sendiri dengan
dua orang anaknya, cewek semua. Nama anaknya Irma dan Yulita. Tante
Nisalah yang menganjurkan agar aku menginap saja di rumahnya, jadi kalau
hari sabtu dan minggu baru pulang. Ibuku bisa mengunjungiku kapan saja.
Usaha roti yang dikelolanya pun rasanya tak bisa dilepaskan. Ibuku
mempunyai usaha roti. Dan omsetnya cukup lumayan. Tanpa itu aku tak bisa
sekolah. Sedangkan Tante Nisa seorang PNS.
Lalu bagaimana kebiasaanku onani, tidak
berhenti juga. Kali ini aku membayangkan tanteku sendiri. Melepas
jilbabnya, lalu aku bayangkan ia memperlihatkan seluruh tubuhnya. Aku
sebenarnya iseng juga. HPku ada kamera, dan aku gunakan untuk merekamnya
ketika ia mandi. Dan selama ini tidak ketahuan, bahkan ketika aku onani
aku sambil melihat video tersebut. Biasanya setelah onani aku sangat
puas bisa membayangkannya.
Suatu malam Tante Nisa sedang nonton tv.
Tampak anak-anaknya sudah tidur. Aku tak ada kerjaan lain, akhirnya
ikutan nonton juga. Kebetulan saat itu tv-nya lagi main sinetron. Tante
Nisa kali ini seperti biasa memakai daster dan jilbabnya masih terjulur.
Namun karena dasternya lengan pendek, aku jadi bisa melihat betapa
bersih keteknya. Bahkan sekilas warna branya bisa terlihat ketika ia
mengangkat ketiaknya. Warnanya hitam. Wajah Tante Nisa masih mulus, dan
ia tampak cantik malam itu.
Di tengah heningnya suasana nonton tv tersebut, ia tiba-tiba menyeletukku, “Kamu sudah punya pacar Nan?”
Aku kaget dengan pertanyaanya, “Belum, tante”
Ia mendesah, “Masa’ belum, biasanya anak-anak SMA seumuran kamu itu sudah punya lho”
“Beneran, suwer”, kataku.
“ohh.. ya udah”, katanya.
“Emang kenapa tanya begitu tante?”, tanyaku.
“Kamu jujur sama tante ya”, katanya.
Aku jadi penasaran.
“Kamu sering onani ke celana dalam tante ya?”, tanyanya.
“Berarti bener”, katanya.
“Maaf tante”, kataku.
“Jangan ulangi lagi ya”, katanya.
“Koq tante tahu?”, tanyaku.
“Ya tahulah, habis dicuci masih ada
bercak putih. Kan tante ndak keputihan koq bisa ada itu, ya berarti ada
pria yang iseng”, katanya sambil tersenyum.
“Maaf tan, habis….”,
“Kenapa?”
“Jujur Kinan suka sama tante, tante orangnya baik, alim, cantik, keibuan, siapa yang tidak suka dengan tante”, kataku.
Mendengar itu tampak Tante Nisa agak tersentak.
“Tapi aku tantemu, mbaknya ibumu, kamu
ndak boleh gitu. Lagian masih banyak cewek2 yang ada di luar sana. Aneh2
aja kamu ini, ntar aku pulangin ke ibumu klo kamu nakal seperti ini”,
katanya mengancam.
“Terserah tante deh, Kinan sudah jujur.
Awalnya Kinan juga merasa aneh punya perasaan ini, tapi sering ketemu
tante jadinya begini. Terus terang aku selalu membayangkan tante, kalau
hal ini bikin tante marah atau tidak suka, baiklah, Kinan akan nge-kost
sendiri saja. Besok Kinan akan pergi”, aku beranjak dari tempat dudukku.
“Kinan!?”, kata tante Nisa.
Aku masuk ke kamarku. Dan menutup pintu. Aku lalu berbaring. Tampak tante Nisa mengejarku. Ia lalu mengetuk pintu.
“Kinan, buka pintunya!”, kata tante
Nisa. “Bukan begitu Kinan, kamu harus tahu aku ini bibimu, tantemu,
masa’ kamu punya pikiran jorok seperti itu? Kinan….?”
Aku tak peduli. Aku tinggal tidur. Di
dalam tidur aku bermimpi bersama tanteku ngentot. Dan aku terbangun
dalam keadaan celana basah. Ahh…..sial. Aku segera mandi, karena hari
ternyata sudah siang. Selesai mandi tampak Tante Nisa berada di sofa. Ia
menatapku. Mungkin ia mau melihat apa aku benar-benar akan pergi dari
tempat ini. Aku lalu masuk kamar.
Aku berjalan mundur lagi.
“Sini! duduk dekat tante!”, katanya.
“Maafkan soal tadi malam, aku tak
bermaksud kasar kepadamu”, kata tante Nisa. “Terus terang perbuatanmu
kemarin itu sungguh keterlaluan. Tapi setelah tante berpikir panjang,
mungkin itu karena kamu baru masa puber. Maafkan tante. Kalau sampai
ibumu tahu kamu tidak di sini, maka ia akan khawatir dan aku tak mau hal
itu terjadi. Baiklah terserah kamu mau onani pake cd tante atau tidak,
silakan asal kamu jangan pergi dari rumah ini.”
Aku koq seperti mendapatkan angin. “Serius?”
“Iya, tante serius”, kata Tante Nisa.
“Sebenarnya, bukan onani sih yang Kinan inginkan, tapi tante!”, kataku.
Tante tersenyum. Ia menarik nafas dalam-dalam. Tampaknya ia memikirkan sesuatu.
“Baiklah, kamu boleh mencintai tante
seperti pacar, kalau itu maumu. Tapi jangan yang aneh-aneh. Ini aku
lakukan agar ibumu tidak sedih”, kata Tante.
“Aneh-aneh gimana tante?”, tanyaku.
“Ya aneh-aneh”, jawabnya.
Aku menggeleng, “Nggak ngerti”
“Kamu sudah onani masa’ ndak tau?”, tanyanya. “Mengajak yang aneh-aneh ama tante, berbuat mesum.”
“ooo…”, kataku. “Siap”
Aku tersenyum senang. Dan ya, hari itu dimulailah petualangan cintaku dengan Tante Nisa.
Kami benar-benar merasa seperti orang
pacaran. Aku pun mulai berani mencium pipinya, memegang tangannya,
memeluknya. Ia benar-benar alim. Ia melakukan itu hanya kalau tidak
kelihatan Irma dan Yulita. Setiap hari aku mengirimkan surat cinta
kepadanya. Awalnya ia cuek, tapi lambat laun ada hal yang aneh kurasakan
kepadanya. Suatu ketika aku sendirian di rumah, tidak ada siapapun.
Iseng aku ke kamarnya. Di sana aku melihat buku harian. Dari situlah aku
tahu bahwa ia mulai menyukaiku. Contohnya:
Hari ini tgl 17 April,
Dia mencium keningku lagi, lalu memberikan surat cinta yang indah. Ia keponakanku sendiri, haruskah aku mencintainya? Aku bingung sekarang. Membiarkan diriku masuk ke hatinya, sedangkan aku tak bisa memasukkan dia ke hatiku. Apakah aku telah jatuh cinta? Di saat ia bercerita tentang teman wanitanya yang cerewet di sekolah aku cemburu. Oh tidak, aku jatuh cinta.
Dia mencium keningku lagi, lalu memberikan surat cinta yang indah. Ia keponakanku sendiri, haruskah aku mencintainya? Aku bingung sekarang. Membiarkan diriku masuk ke hatinya, sedangkan aku tak bisa memasukkan dia ke hatiku. Apakah aku telah jatuh cinta? Di saat ia bercerita tentang teman wanitanya yang cerewet di sekolah aku cemburu. Oh tidak, aku jatuh cinta.
Aku tak membaca semuanya, paling tidak aku tahu bahwa tanteku mulai mencintaiku.
Selesailah UAS semester 1. Besoknya
libur panjang. Aku ijin ke ibuku untuk beberapa hari di rumah tante Nisa
karena ada yang harus dikerjakan. Irma dan Yulita ikut berlibur bersama
sekolahnya. Jadi aku dan tante Nisa sendirian di rumah. Dan hari itu
hari sabtu, harusnya aku pulang hari itu menengok ibuku. Namun aku
urungkan niat.
Tampak Tante Nisa memasak di dapur. Aku peluk dia dari belakang, kucium wangi tubuhnya.
“Masak apa say?”, kataku.
“Masak sayur lodeh”, jawabnya.
“Ih, Kinan, apa-apaan sih?”, tanyanya.
“Lho, ndak ngapa-ngapain tante koq”, kataku.
“Itu koq dikeluarin?”, tanyanya.
“Kinan sudah lama ndak onani tante, pingin onani sambil memegang tante”, kataku. “Plis tante, sudah kepalang tanggung nih”
Tanteku menelan ludah melihat penisku yang mengacung dan keras.
“Kalo nggak boleh ya tante saja yang ngocokin”, sebenarnya aku cuma bercanda.
“Baiklah”, katanya mengejutkan.
Mulanya aku nggak percaya, tapi ia amati
seksama barang ajaib itu. Perlahan-lahan ia pegang dengan jemarinya
yang halus itu. Lalu perlahan-lahan ia kocok dengan lembut sampai
helm-ku mengeras. Ndak cuma itu, buah pelerku diremas-remas juga.
Ohhh….nikmat sekali. Baru kali ini penisku dipegang cewek. Apalagi
tanteku sendiri. Aku mulai meraba toketnya. Ia tak protes. Ia pun mulai
gelisah setelah lama mengocok punyaku.
“Eh…ee…i…iya”, katanya.
Ohh my goossh…
Ia membuka dasternya dan jilbabnya.
Ia heran, tapi tak peduli. Ia kembali
lagi mengurut tongkolku. Aku pun makin bergairah setelah melihat bra-nya
dan cd-nya yang berwarna hitam tipis itu. Aku mencium bau harum, lalu
mulai mencium bibirnya. Fuck, kami benar-benar berpanggutan, ia masih
mengocok penisku dan aku meremas toketnya. Toketnya luar biadab. mungkin
ukurannya 35D. Kami benar-benar berciuman, saling menjilat lidah kami.
Lalu aku pun membuka pengait bra-nya. Tuing! dada itu menggantung.
Ohh…indahnya, putingnya coklat, keras dan kencang. Dadanya putih sekali
dan harum. Aku menggigit-gigit toket itu, lalu menyusunya.
“Oh…kinan…ahh….ahhh….terus nak, oh,
lupakan aku ini tantemu. Ohh…iya, netek ke tante ya”, katanya merancau.
Ia ternyata sudah haus sex.
Ndak butuh lama koq sekarang aku sudah
menelanjanginya selama ia menikmati sensasi rangsangan di toketnya. Lalu
perlahan aku cium perutnya, ia merebahkan diri ke sofa yang empuk dan
panas itu. Kini kulebarkan kedua pahanya. Tampak rambut yang tipis
menghiasi vaginanya, ohh. ternyata ia rajin mencukur. Akupun menyapunya,
kujilati apa yang bisa dijilat di tempat itu. Ia meremas kepalaku,
rambutku dijambaknya, dan kedua pahanya mengapitku erat, aku tak
berhenti. bahkan klitorisnya kusapu, kuhisap, kulumat, dan kugigit-gigit
gemas. Lidahku menyeruak ke dalam lubangnya, rasa asin pelumasnya tak
kuhiraukan lagi. Bau khas wanitanya pun sekarang melekat di bibirku.
“Ahhh…Kinan jangan,
aaahhh….geli…aaaarggh….maaf kinan, tapi tante keluar….AAAAHHHHH”,
desahan panjang membuatku tersentak. Saat itulah ia terkencing-kencing,
aku menghindar. Tampak sofa banjir dengan air orgasmenya. Nafasnya
tersengal-sengal. Aku belum disepong nih, pikirku. Segera aku
menempatkan pahaku di antara kepalanya. Ia mengerti yang kuinginkan.
Dengan mata setengah terbuka karena kenikmatan orgasme ia pun menjilati
kepala penisku. OOOHHH….fuck tanteku ini. Ia jago banget. Ia mengurut
penisku sampai ke pangkal jadi tampak penisku mengeras hebat dan ia
keluar masukkan kepala penisku hingga separuh ke mulutnya. Ia lakukan
itu sambil menyedotnya. Sesekali ia menjilati ujung lubang kencing, ia
putar-putar lidahnya di sana. Oh….kalau begini aku bisa jebol nih.
“Udah sayang, aku mau masukin ke tempat itu. Masih perjaka nih”, kataku.
Ia mengerti. Dibukanya pahanya. tampak
vagina itu sangat basah dan becek, Aku bersiap di atas, gaya misionari.
Ia masih pakai kerudungnya, lalu aku lepas kerudung itu, tampaklah
rambutnya yang sedikit berombak, yang aku tak pernah melihatnya kecuali
dari videoku itu. Kini wanita ini pasrah dan menginginkanku.
“Cepat masukin Kinan, tante udah nggak tahan nih”, katanya.
“baiklah tante, tapi kira-kira kita sekarang ngapain tan?”
“ayolah kinan, fuck me kinan, fuck you! entotin tantemu ini”
“apakah tante ini jadi pelacur sekarang?”
“Tan, ndak kuat nih…ahh….ahh…AHHH”, kataku
“Keluarin nggak apa-apa, aaahh…”, katanya.
Dan CROOOOTTT, entah berapa kali
tembakan yang pasti tembakan perjaka yang dhaysat. Keras, dan banyak.
Tanteku sampai tersentak merasakannya, ia membelalak, dan melihatku
sambil mengerutkan dahinya. Ia melirik ke bawah sana. Ia meraba dengan
jemarinya pangkal penisku yang masuk penuh. Lama kami diam, tanteku
memejamkan matanya, menikmati setetes-demi-setetes sperma yang membasahi
rahimnya setelah 3 tahun tidak pernah dibasahi. Aku tak mencabut
punyaku sampai penisku mengecil sendiri. Aku lalu menarik tubuh tanteku
dan kupangku. Ia memelukku, dada kami menyatu dan aku menciumi bibirnya.
“Kinan, ….kita tak boleh begini harusnya”, katanya.
“Tapi aku cinta tante”, kataku.
“Oh…kinan, ponakanku ini sekarang jadi suamiku”, katanya.
Aku meremas toketnya lagi, kami
berpanggutan. Lama aku begitu, mungkin sepuluh menit, hingga punyaku
mengeras lagi. Kali ini aku suruh dia nungging. Dengang doggy style,
kami lebih lama lagi bercinta. Hasil akhirnya 4 ronde kami puas, sofa
itu basah sekali, oleh keringat, dan pejuh. Total sehari penuh, tidak, 2
hari 3 malam, aku meladeni tante Nisa yang rupanya good in bed.
Hari ini Irma dan Yulita pulang ke
rumah. Nanti siang kami akan menjemput mereka di sekolah. Setelah itu
aku akan pergi dari rumah tante Nisa tercinta. Hari itu tante sedang
berdandan siap untuk pergi.
“Sayang”, kataku.
“Hai, sayang”, katanya. Kami sudah tidak ribut lagi panggilan apapun. Asal di luar rumah sikap kami harus dirahasiakan.
“Hisap dong”, kataku sambil memelorotkan celanaku. Ia tersenyum.
Kini tante Nisa sedikit agak nakal dalam
masalah sex. Ia berlutut sambil mengulum penisku. Aku memaju mundurkan
pantatku mencari celah lidahnya. rambutnya kuremas-remas. Setelah 10
menit kemudian.
“Ohhh, nisa, ooohh…pejuhku keluar!!”, kataku.
Muncratlah semuanya di dalam mulutnya. Ia menjilati spermaku, dihabiskannya dan ditelannya.
“udah ah, pagi-pagi koq udah ginian. Nanti kamu pulang lho jangan lupa”, katanya.
“Rasanya ndak ingin pulang aku”, kataku.
“Hush ndak boleh gitu. Kan setelah ini kita masih bisa bersama lagi”, katanya.
“Iya sih”,
“Oya ada satu hal yang ingin kusampaikan”, katanya.
“Aku masih subur, jadi…kalau nanti hamil bagaimana ya?”, tanyanya.
“Lho? waduh….”, aku terkejut.
Ia tersenyum. “Nggak apa-apa, toh kamu yang jadi bapaknya”
Ia masih mengurut-urut penisku, lalu ia jilati sisa-sisa sperma yang masih melekat di ujung lubangnya.
Hal itulah yang membuatku berpikir keras.
****
Ibuku sangat kangen padaku. Ketika aku
datang ia langsung memelukku. Saking kangennya aku mau makan dimanapun
ia bakal mentraktirku.
“Kamu mau apa sekarang Kinan? Ibu bakal ngasih deh”, katanya. yang bener?
“Masa’ sih?”, tanyaku.
“Iya, mau makan di restoran mana ibu
akan kasih, soalnya ibu kangen sama anak ibu ini”, katanya sambil
memelukku. Dadanya yang besar serasa sesak di perutku. Aku lebih tinggi
darinya.
“Kalau permintaan yang lain gimana?”, tanyaku.
“Apa?”, tanyanya.
“Semisal kepingin tidur sama ibu telanjang gitu?”, tanyaku sambil tersenyum.
Ibuku tampak sedikit kaget dan mengerutkan dahi.
“Sekarang?”, tanyanya.
“Iyalah”, kataku.
Ia lalu mengunci pintu lalu melepaskan bajunya satu per satu. WTF?
“Ayo, katanya mau tidur ama ibu telanjang?”, tanyanya menantang.
Entah ibuku gila atau nggak, tapi aku
nurut saja. Aku juga telanjang sama seperti beliau. Kami pun tidur di
kamarku. Ibuku tidur miring dihadapanku. Tatapan mata kami penuh arti,
disatu sisi ia kangen, di sisi lain aku berdebar-debar. Aku baru kali
ini melihat lagi tubuh moleknya ibuku tanpa sehelai benang pun. Aku
menelan ludah sampai ibuku mendengarnya. Dadanya besar, putingnya
coklat, rambut di vaginanya tampak lebat. Tapi ketiaknya mulus.
“Boleh Kinan meluk ibu?”, tanyaku.
“Ya bolehlah, kenapa emangnya?”, tanyanya.
“Ah, nggak apa-apa bu”, kataku. Akupun
memeluknya. Dadanya menempel di dadaku. dahi kami bersentuhan, penisku
menempel di perutnya. Rasa hangat yang kurasakan.
“Kamu sudah dewasa ya Kinan”, katanya. “Ibu kangen sekali”
“Kinan juga”, kataku. Aku perlahan-lahan
menempelkan bibirku ke bibirnya. Kami berciuman. Kumulai berani
membelai punggungnya, lalu meremas bongkahan pantatnya. Kontolku sudah
tegang sekali, kuyakin ibu juga merasakannya. Apa ibu ndak tahu hal ini?
Kami berciuman, dan saling berpanggutan
.
“Udah kinan, koq kita malah ginian seh?”, tanya ibu.
“Tapi kinan kepingin bu”, kataku.
Ibuku terdiam sesaat, tampaknya ia berpikir keras.
“Ibu lama ndak beginian, Kinan ndak keberatan jadi partner sex ibu? Sudah terlanjur begini”, katanya.
What? “Ya ndaklah, kinan sudah lama juga kepingin ngentotin ibu sendiri”
Ibu tersenyum, tanpa babibu, kami
langsung mengulum satu sama lain. Nafas ibu memburu, ia tak ingat siapa
aku lagi, aku juga demikian. Aku sudah tak tahan untuk bisa menyusu
kepadanya. Bibirku pun menancap di puting susunya. Kuhisap kuat-kuat
sambil kumainkan dengan lidahku.
Aku lalu bangun, lalu duduk di atas
dadanya. Buah pelerku menyentuh perutnya bagian atas. Dan punyaku tegak
mengacung ke wajahnya. Punyaku panjang, dan menyentuh bibirnya,
seolah-olah ia faham maksudku. Ia meremas tokednya, lalu dikempitnya
batangku itu. Ohh…nikmatnya. Hangat sekali, apalagi ditambah ia
menjilati lubang kencingku. Ia terus memijat-mijat dadanya, sementara
kepala penisku dijilati. Aku terangsang sekali, tetesan sedikit mani
keluar dari lubang kencingku. Beliau melihat wajahku.
“Waah….kinan jadi anak nakal sekarang ya, gituin ibu”, katanya.
“Habis ibu mau sih”, kataku.
“Minggir dulu sayang”, katanya.
Aku mengerti lalu minggir ke samping.
Kini aku berlutut, dan beliau langsung dengan rakusnya mengulum separuh
penisku. Kepalanya maju mundur memompa penisku. Ohh…tidak, enak banget.
Lidahnya menari-nari di kepala penisku, seolah-olah tak mau lepas dari
situ. Aku berkali-kali berkata, “Ohh..mom, fuck mom, fuck! enak
banget…ahh….”
“Sudah, sudah bu, Kinan malah keluar nanti klo sampai begini”, kataku.
Ibuku menghentikan aktivitasnya. Sekarang aku serasa lemas, tapi kemudian jadi bersemangat ketika beliau balik badan menungging.
“Kinan, tolong, masukkan ya?! please….masukkan punyamu yang gedhe itu nak”, katanya.
Tanpa babibu langsung, SLEEEBBB! Wah
mantab, pas! Aku lalu bergerak maju mundur. Tapi tampaknya ibu tak ingin
berlama-lama begini, ia sepertinya sudah mau keluar, tampak ia
menggoyang sendiri pinggulnya. Punyaku serasa dikoyak-koyak,
ohh…nikmatnya. Gila, klo gini terus aku bakal ngecret di tempat aku
dibuat dulu. AHHH….Tuh kan, aku sempat nyemprot sekali, tapi aku tahan
sekuat tenaga agar jangan keluar dulu, nunggu beliau keluar dulu.
“Ohh…tidak bu, ahh….nggak tahan…Kinan ndak tahan, terlalu nikmat”, kataku.
“Tenang Kinan, ibu mau keluar
nih…aaaaaahh…ahh..ah…ahhh.oh….ohh…aaaaaa AAAHHHH”, jeritan panjang ibuku
sambil pantatnya bergetar menandakan ia telah orgasme, punyaku serasa
dijepit oleh daging yang kenyal. Aku meremas tokednya, sambil terus
maju-mundur, dan akupun tak sanggup lagi.
“Aduh…aduh…aduh…gimana ini, di luar apa di dalem?”, tanyaku.
“Dalam gak papa”, katanya.
“AAAAHHHHH”,
CROOOT..CROOOTTT….CROOOTTT….perlu diketahui, aku nyembur banyak sekali.
Lebih dari sepuluh tembakan, Ibuku lemas tengkurap, sambil pantatnya
masih menungging, membiarkan penisku mendapatkan sensasi kenikmatan.
Penisku sangat ngilu, ketika aku cabut dari lubang itu.
Cairan kental putih mengalir dari lubang
yang aku semproti tadi. Mengalir ke paha, lalu jatuh di sprei. Aku lalu
berbaring di sebelah ibuku.
Hanya di liga 99 yang memberikan bonus turn over 0.3 % dan bonus referar 10 % seumur hidup . dan bonus jackpot setiap hari nya bagi yang beruntung , ayo gabung bersama kami dan daftar kan diri anda di sini :
www.liga99.com
www.ligakiukiu.com
www.lagasakong.com
www.liga99.com
www.ligakiukiu.com
www.lagasakong.com
Demikianlah Artikel Kelainanku Menyukai Ibu dan Tanteku Sendiri Yang Seorang Janda Berjilbab
Sekianlah artikel Kelainanku Menyukai Ibu dan Tanteku Sendiri Yang Seorang Janda Berjilbab kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kelainanku Menyukai Ibu dan Tanteku Sendiri Yang Seorang Janda Berjilbab dengan alamat link https://temanyuni441.blogspot.com/2017/08/kelainanku-menyukai-ibu-dan-tanteku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar